JAKARTA - Pernyataan Sekjen Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Edy Mulayadi soal Kalimantan tempat jin buang anak dikecam. Salah satunya datang dari pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda.
Lewat akun Instagram-nya (@abujanda2), Abu Janda menyebut Edy Mulayadi merupakan contoh kelompok intoleran dan berbahaya bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tak hanya Edy, salah satu yang disorot adalah almarhum Tengku Zulkarnain yang pernah ditolak saat datang ke Kalimantan.
"Edy Mulyadi adalah bukti kelompok islam radikal intoleran adalah HAMA bagi Kebhinekaan dan ancaman NYATA bagi persatuan bangsa serta keutuhan NKRI," kritik Abu Janda dilansir Senin, 24 Januari.
Menurut Abu Janda, pernyataan Edy Mulyadi jelas memancing kemarahan dari warga Kalimantan dan Suku Dayak.
"Saya ke Kalimantan disambut dihadiahi gelang gaharu oleh Ketua Forum Pemuda Dayak @fordayak_kt @fordayak_kota Bambang Irawan,"
"Kenapa bisa kontras? karena meski saya Muslim, saya tidak mengkafir kafirkan suku Dayak, apalagi sampai menghina monyet suku apapun di Indonesia punya prinsip sama: "anda sopan kami segan, anda argoan kami lawan," ucap Abu Janda.
BACA JUGA:
Terpisah, Edy Mulyadi akhirnya meminta maaf terkait dengan polemik pernyataan "Kalimantan tempat buang jin".
"Jika itu dianggap salah, saya minta maaf. Kalau teman-teman di Kalimantan merasa terganggu, terhina, tentu saya minta maaf," ujar Edy Mulyadi lewat video yang diunggah di kanal YouTubenya, Senin, 24 Januari.
Mantan caleg PKS itu lantas menjelaskan soal pernyataannya tersebut. Menurutnya, dia bukan bermaksud untuk menghina masyarakat Kalimantan. Namun, kata dia, tempat jin buang anak hanya analogi untuk menggambarkan daerah yang jauh.
"Di Jakarta, (istilah) tempat buang jin digambarkan (untuk wilayah) jauh," jelas Edy.