JAKARTA - Raden Darmawan Dajat Hardjakusumah atau yang akrab disapa Acil Bimbo, menempelkan secarik kertas pada sebuah dinding di Gedung Negara Pakuan Kota Bandung.
Acil menuliskan kata-kata di atas secarik kertas tersebut berkaitan dengan momentum belangsungkawa untuk putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril.
Ada ratusan kertas kecil bertuliskan belasungkawa untuk Eril di dinding tersebut.
Mereka yang bertakziah datang langsung ke Gedung Pakuan, pada Sabtu (4/6) ataupun Ahad (5/6), memang dapat menuliskan doa-doa, pesan, dan penyemangat, dalam kertas kecil yang disediakan keluarga Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil.
"Aa Eril, semua kebaikanmu akan kami kenang dan tidak akan kami lupakan." demikian tulisan tersebut menempel di salah satu sisi dinding ruangan Gedung Pakuan.
Sementara itu di sisi lain tertulis: "Dear, Eril... Selamat pulang ke rumah sesungguhnya dgn tenang, ya. Ga kuat mau tulis doa sebanyak apa saking sedihnya. Tapi, Insya Allah doa baik terus mengalir buat Eril."
Selain doa-doa untuk Eril yang terus mengalir, pesan-pesan penuh dukungan pun disampaikan pelaku takziah untuk Kang Emil dan Atalia Praratya Ridwan Kamil.
Perwakilan keluarga Kang Emil, Erwin Muniruzaman, mengatakan pihak keluarga memang menyediakan ruangan, kertas kecil, dan pulpen, di Gedung Pakuan untuk petakziah menyampaikan doa, ekspresi, dan dukungan.
Dinding tersebut, kata dia, menjadi "ruangan" yang disediakan untuk orang yang ingin menyampaikan belasungkawa dan juga menyampaikan ekspresi, penguatan, doa dan lain sebagainya.
BACA JUGA:
"Sehingga warga yang berkesempatan dan hadir itu bisa mengisi buku tamu dan menyampaikan pesan," kata Erwin di Gedung Pakuan, Kota Bandung.
"Kita menyediakan kertas kecil untuk mereka (petakziah) tulis dengan pesan-pesannya. Jadi, semua warga bisa memiliki kesempatan untuk mengekspresikan dukungan, penguatan, doa, dari mereka," ujarnya.
Menurut Erwin, tulisan-tulisan tersebut merupakan bentuk doa, harapan, dukungan, dan ekspresi dari masyarakat untuk keluarganya, khususnya Kang Emil dan Atalia.
"Untuk kami, itu bentuk doa dan harapan serta ekspresi dari warga. Nanti akan kami dokumentasikan tulisan tersebut," katanya.