Pengamat: Rapat Anggota DPRD DKI di Hotel Bogor dengan Alasan COVID-19, Jelas Tak Masuk Akal
Logo DPRD DKI (VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Misbah Hasan mempertanyakan sikap DPRD dan Pemprov DKI yang menggelar rapat pembahasan perubahan APBD DKI tahun anggaran 2020 di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat.

Misbah menganggap, rapat yang digelar di Grand Cempaka Cipayung Bogor dengan alasan mengindari penyebaran penularan COVID-19 tidak masuk akal.

"Rapat di luar kota dengan alasan COVID-19 itu jelas enggak masuk akal. Karna posisi keterpaparan COVID-19 antara Jakarta dan Bogor itu sama termasuk di Puncak, apalagi mengundang ratusan orang kayak gitu. Itu tetep potensi terpapar COVID-19 tetep ada," kata Misbah saat dihubungi, Rabu, 21 Oktober.

Misbah menduga ada indikasi lain yang menyebabkan pembahasan perubahan anggaran dilakukan di luar Gedung DPRD DKI. Salah satu dugaannya agar serapan anggaran bisa meningkat.

"Dengan pembahasan APBD perubahan di luar kota, itu kan ada konsekuensi anggaran perjalanan dinas, akomodasi, penginapan, dan honor. Saya jadi tidak yakin dengan alasan pencegahan COVID-19," ungkap Misbah.

 

Padahal, menurut dia, jika ingin menghindari COVID-19, DPRD DKI sebetulnya bisa menyelenggarakan rapat secara virtual. Hal ini lebih menjamin tidak ada potensi penularan virus corona.

"Tapi, tetap harus mengedepankan transparansi dan partisipasi masyarakat. Jadi harus dipublikasikan live streaming sehingga masyarakat bisa melihat, memantau dan memberi masukan terhadap pembahasan itu," ucap Misbah.

Seperti diketahui, semua anggota DPRD DKI bersama SKPD Pemprov DKI dikabarkan menggelar rapat pembahasan perubahan APBD DKI 2020 di Hotel Grand Cempaka, Puncak, Bogor.

Plt Sekretaris Dewan Hadameon Aritonang menjelaskan alasan penyelenggaraan rapat DPRD DKI di kawasan Puncak. Kata dia, ruang rapat di sana bisa diatur secara terbuka. Beda dengan Gedung DPRD yang tertutup karena menggunakan ruangan ber-AC.

"Alasan rapat di kawasan Puncak karena perlu ruang terbuka untuk antisipasi penyebarluasan COVID-19 saja. Di sana, semua jendela-jendela kita buka. Kalau kantor kan tertutup semua, tak ada jendela. Kalau di sini kan bisa," jelas Hadameon.