JAKARTA - Amerika Serikat menyetujui penjualan sejumlah alat utama sistem senjata (Alutsista) ke negara Sekutu dengan nilai mencapai 3,1 miliar dolar atau sekitar Rp45 triliun.
Menurut Kementerian Pertahanan Amerika Serikat, penjualan tersebut meliputi peluncur roket gerak sendiri, helikopter Chinook hingga dua jenis rudal jelajah.
Peluncur roket gerak sendiri disetujui AS untuk dijual ke Australia, seiring dengan usaha negara tersebut untuk meningkatkan kehadiran militernya di kawasan Indo-Pasifik.
Australia telah meningkatkan pengeluaran pertahanannya selama beberapa tahun terakhir, karena China berupaya meningkatkan kehadirannya di kawasan Indo-Pasifik. Diketahui, tahun lalu Negeri Kanguru menandatangani kesepakatan untuk membeli kapal selam nuklir dari Amerika Serikat dan Inggris.
Melansir Reuters 27 Mei, penjualan ke Australia untuk peluncur Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) dan peralatan terkait akan menelan biaya sekitar 385 juta dolar AS atau sekitar Rp5.612.684.000.000.
Menurut Pentagon, Australia meminta untuk membeli 20 HIMARS dan peralatan lainnya. Kontraktor utama adalah Lockheed Martin, L3Harris Corp., dan Chelton Inc. Persetujuan oleh Departemen Luar Negeri pada titik ini secara virtual memastikan penjualan akan berhasil.
Berikutnya, AS juga menyetujui penjualan helikopter CH-47F Chinook dan peralatan terkait ke Mesir dengan perkiraan biaya 2,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp37.903.840.000.000
Mesir meminta untuk membeli 23 helikopter CH-47F Chinook, kata Pentagon, seraya menambahkan bahwa kontraktor utama adalah Boeing Helicopter Co.
Pemerintah AS mengatakan, penjualan ke mitra penting di Timur Tengah adalah untuk kepentingan keamanan Amerika.
"Penjualan yang diusulkan ini akan mendukung kebijakan luar negeri dan keamanan nasional Amerika Serikat dengan membantu meningkatkan keamanan sekutu utama non-Nato yang terus menjadi mitra strategis penting di Timur Tengah," kata Departemen Luar Negeri, seperti mengutip The National News.
BACA JUGA:
Washington mengatakan senjata itu akan meningkatkan kemampuan angkat berat Mesir 'untuk memperkuat pertahanan tanah airnya dan mencegah ancaman regional.'
Selain itu, dikatakan penjualan itu tidak akan mengubah keseimbangan dasar militer di kawasan itu, mengacu pada keuntungan militer Israel.
Adapun pemesanan rudal taktis dilakukan oleh Belanda. Negeri Kincir Angin meningkatkan pesanan sebelumnya untuk Rudal Taktis AIM-9X Blok II dan Rudal Taktis AIM-9X Blok II+. Rudal akan dibuat oleh Raytheon dan memiliki nilai perkiraan total 117 juta dolar AS atau setara Rp1,705,672,800,000 terang Pentagon.
Untuk diketahui, Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan Pentagon memberi tahu Kongres tentang kemungkinan penjualan pada Hari Kamis.