JAKARTA - Beijing telah memecat pejabat tinggi kesehatannya, media pemerintah melaporkan pada hari Rabu (25 Mei), ketika ibu kota China itu memerangi lonjakan infeksi COVID-19, meskipun ada kebijakan tanpa toleransi yang ketat di negara itu.
Kota ini telah melaporkan ratusan kasus dalam beberapa pekan terakhir dalam wabah yang disebabkan oleh COVID-19 varian Omicron, yang terbesar sejak awal pandemi.
Jutaan orang telah diperintahkan untuk bekerja dari rumah dengan sebagian besar layanan bus dan kereta bawah tanah ditangguhkan, sementara ribuan orang dipindahkan ke hotel karantina setelah beberapa infeksi terdeteksi di kompleks perumahan mereka.
Yu Luming, mantan kepala komisi kesehatan kota, telah dicopot dari posisinya, kantor berita resmi Xinhua melaporkan, seperti mengutip CNA dari AFP 25 Mei.
Yu dicurigai melakukan "pelanggaran serius terhadap disiplin dan hukum, dan saat ini sedang menjalani pemeriksaan disipliner dan penyelidikan pengawasan," kata Xinhua, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Diketahui, China telah bertahan dengan kebijakan nol-COVID, memberlakukan penguncian keras dan pembatasan pergerakan di beberapa kota, bahkan ketika sebagian besar dunia telah beralih ke hidup dengan virus corona.
Akibatnya, banyak taman, restoran, sekolah dan toko tetap tutup di wilayah ibu kota.
Beijing News milik Partai Komunis juga melaporkan Wakil Wali Kota Wang Hong telah mengajukan pengunduran dirinya pada Hari Rabu, tetapi laporan singkat itu tidak menyebutkan alasannya.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, otoritas lokal Negeri Tirai Bambu yang tidak mampu menahan wabah virus corona secara teratur dipecat atau dihukum sejak pandemi dimulai.
Ini termasuk beberapa pejabat di kota metropolitan selatan Shanghai, setelah penguncian yang kacau dan wabah yang membuat kota terhenti.