Kasus Aktif COVID-19 di Provinsi Prioritas Menurun, Kecuali Jawa Tengah dan Papua
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito

Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menjelaskan analisis kasus aktif COVID-19 di 10 provinsi prioritas. Kasus aktif di 10 provinsi ini mencakup 67,62 persen dari porsi kasus aktif nasional.

Provinsi tersebut yakni DKI Jakarta Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Papua, Bali, dan Banten.

Wiku menerangkan rata-rata perkembangan kasus aktif COVID-10 di 10 provinsi ini mengalami penurunan dalam 2 pekan terakhir. Namun, ada dua provinsi yang mengalami peningkatan kasus aktif, yakni Jawa Tengah dan Papua.

"Persentase kasus aktif ini cenderung mengalami penurunan pada seluruh provinsi prioritas, kecuali Jawa tengah dan Papua yang mengalami peningkatan," kata Wiku dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Kamis, 15 Oktober.

Berdasarkan data pada tanggal 27 September, persentase kasus aktif di Jawa Tengah sebesar 22,49 persen. Pada 11 Oktober, kasus aktif naik menjadi 23,94 persen.

"Hal ini terjadi karena Jawa Tengah sedang gencar memfokuskan pada pemeriksaan COVID-19. Sehingga, jumlah orang yang terkonfirmasi COVID-19 meningkat pada dua pekan terakhir," tutur Wiku.

Sementara, kasus aktif di Papua pada tanggal 27 September sebesar 35,7 persen. Kemudian, kasus aktif pada 11 Oktober naik menjadi 43,35 persen.

Ketika kasus aktif di Jawa Tengah dan Papua meningkat, kata Wiku, maka persentase kasus positif yang sembuh menjadi menurun. 

"Jika dilihat dari persentase kasus sembuh, cenderung mengalami peningkatan pada seluruh provinsi. Namun, juga mengalami penurunan persentase kasus sembuh pada Jawa Tengah dan Papua," ungkap dia.

Mengacu pada data di tanggal 27 September, persentase kesembuhan COVID-19 di Jawa Tengah sebesar 71,09 persen. Pada 11 Oktober, kasus Sembuh turun menjadi 70,35 persen.

Sementara, angka kesembuhan di Papua pada tanggal 27 September sebesar 62,8 persen. Kemudian, kesembuhan pada 11 Oktober turun menjadi 55,21 persen.

"Peningkatan kasus aktif dan penurunan kesembuhan ini selain disebabkan terjadinya transmisi lokal, juga disebabkan pelaksanaan kegiatan penelusuran kontak atau tracing, pemeriksaan spesimen atau testing, dan penanganan di peyanan kesehatan atau treatment yang kurang," jelasnya.

Terkait