JAKARTA - Pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un berjanji membangun 25 ibu rumah dalam lima tahun ke depan. Janji itu jadi respons pemerintah terhadap pemulihan daerah yang dihancurkan bencana angin topan beberapa waktu lalu.
Mengunjungi salah satu daerah yang terdampak angin topan paling parah, di seluruh negeri, Jong-un menyatakan penyesalan kepada warga yang telah tinggal di rumah yang telah berusia lebih dari 50 tahun. Ia mendesak militer untuk memulai rencana konstruksi yang lebih ambisius.
Kunjungan Trump ke wilayah itu dilakukan sehari setelah momen tangisnya di depan rakyat Korut beberapa hari lalu. Kala itu Trump berterima kasih pada warga Korut atas pengorbanan mereka. Trump juga meminta maaf karena tak mampu membawa warga Korut melalui masa sulit COVID-19 dengan baik.
Tetesan air mata Kim Jong-un menunjukkan perasaan yang paling mencolok tentang bagaimana dia mengandalkan persona "pria yang dekat dengan rakyat" atau "man-of-the-people" untuk mengatasi krisis negaranya yang semakin dalam.
BACA JUGA:
Militer telah mencapai tingkat konstruksi 60 persen untuk sekitar 2.300 rumah di daerah Komdok di Provinsi Hamgyong Selatan, sebelah timur laut Ibu Kota, Pyongyang, media pemerintah melaporkan.
Jong-un mengatakan rumah-rumah baru sekarang hanya dibangun ketika yang lama diruntuhkan oleh bencana alam. Jong-un juga menyerukan revolusi dalam rencana konstruksi, dimulai dengan membangun 25 ribu rumah selama rencana lima tahunnya yang akan diresmikan pada Januari.
Minggu lalu, Kim meminta negaranya untuk memulai "perjuangan cepat" selama 80 hari untuk mencapai tujuan ekonomi sebelum kongres di bulan Januari untuk memutuskan rencana lima tahun yang baru.
Masa-masa ini memang sulit bagi Korut. Mereka mengalami tahun yang berat karena dampak kebijakan anti-virus corona, sanksi internasional, dan beberapa topan yang melanda kota-kota.