Bagikan:

JAKARTA - Jaksa Agung Ukraina mengungkapkan rencana Rabu untuk pengadilan kejahatan perang pertama terhadap seorang tentara Rusia yang ditangkap, ketika pertempuran berkecamuk di timur dan selatan, dengan Kremlin membuka kemungkinan untuk mencaplok sudut negara yang direbutnya pada awal invasi.

Jaksa Agung Iryna Venediktova mengatakan kantornya mendakwa Sersan Vadin Shyshimarin (21), dalam pembunuhan seorang warga sipil tak bersenjata berusia 62 tahun yang ditembak mati saat mengendarai sepeda pada Februari, empat hari setelah perang.

Shyshimarin yang bertugas dengan unit tank , dituduh menembak melalui jendela mobil ke pria di desa timur laut Chupakhivka. Venediktova mengatakan, tentara itu bisa mendapatkan hingga 15 tahun penjara.

Kendati demikian, dia tidak mengatakan kapan persidangan akan dimulai, seperti dikutip dari Daily Sabah 12 Mei.

Kantor Venediktova mengatakan telah menyelidiki lebih dari 10.700 dugaan kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Rusia, dengan telah mengidentifikasi lebih dari 600 tersangka.

Banyak dari dugaan kekejaman terungkap bulan lalu, setelah pasukan Moskow membatalkan upaya mereka untuk merebut Kyiv dan menarik diri dari sekitar ibukota, memperlihatkan kuburan massal dan jalan-jalan dan halaman yang dipenuhi mayat di kota-kota seperti Bucha.

Sementara, penduduk sipil menceritakan tentang pembunuhan, pembakaran, pemerkosaan, penyiksaan dan pemotongan.

Terpisah, Volodymyr Yavorskyy dari Center for Civil Liberties mengatakan kelompok hak asasi manusia Ukraina akan mengikuti persidangan Shyshimarin, untuk melihat apakah itu adil.

"Sangat sulit untuk mematuhi semua aturan, norma, dan netralitas proses pengadilan di masa perang," singkatnya.

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Ukraina tengah menyiapkan tuduhan terhadap sedikitnya tujuh tentara Rusia terkait kejahatan perang, termasuk tiga pilot yang diduga mengebom gedung-gedung sipil di wilayah Kharkiv dan Sumy, menurut Kantor Kejaksaan Ukraina.

Sementara empat lainnya yakni dua operator peluncur roket yang diduga menembaki pemukiman di wilayah Kharkiv, serta dua prajurit yang diduga membunuh seorang penduduk Kyiv dan memperkosa istrinya.

Jaksa Agung Iryna Venediktova mengatakan kepada Reuters seperti dikutip, banyak dari tersangka tersebut berada di Rusia tetapi beberapa telah ditawan oleh Ukraina sebagai tawanan perang.

Venediktova menambahkan, dia berencana untuk melakukan penuntutan baik di pengadilan Ukraina maupun di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag, pengadilan kejahatan perang permanen dunia.