JAKARTA - Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman menilai proyek pergantian gorden DPR RI dianggap tidak urgent atau mendesak. Sebab menurut Boyamin, berdasarkan informasi rekan-rekannya di DPR RI, gorden tersebut masih layak pakai, hanya saja perlu dicuci.
“Tidak urgent (mendesak) karena apa, menurut anggota DPR, beberapa orang yang saya kontak, itu bahwa gordennya masih bagus, jadi kalau ada yang rusak itu dicuci bukan diganti. Jadi bukan kebutuhan mendesak untuk pemenuhan gorden ini.” kata Boyamin Saiman melalui video yang diterima VOI, Senin, 9 Mei, siang.
Menurut Boyamin, persoalan ganti gorden DPR RI harusnya dibatalkan dan sebaiknya mengalihkan anggaran untuk kepentingan masyarakat.
“hal-hal seperti ini harusnya bagian urusan rumah tangga memerintahkan kepada panitia atau kelompok kerja (pokja) maupun sekjen DPR untuk membatalkan dan mengalihkan anggaran ini untuk COVID-19.” ucapnya.
BACA JUGA:
Lebih lanjut Boyamin menganggap bahwa tender ini tidak wajar karena yang dimenangkan adalah PT dengan penawaran harga tidak wajar dan tidak lazim.
“Mestinya yang dimenangkan adalah yang terendah yang memenuhi syarat. Kedua, penawaran tersebut oleh PT pemenang itu jauh di atas wajar karena di atas 92 persen. Padahal mestinya, biasanya kalua tender itu kompetitif maka diangka 85 persen sampai maksimal 90 persen. Itupun kisaran kalua Kementerian PUPR itu mengadakan barang dan jasa itu adalah 80 persen.
Perlu diketahui, lelang tender penggantian gorden di rumah dinas jabatan anggota DPR RI menuai pro dan kontra. Tender tersebut dimenangi peserta lelang yang menawarkan harga Rp43,5 miliar, yakni PT Bertiga Mitra Solusi.