Bagikan:

JAKARTA - Angka penambahan kasus di DKI Jakarta tetap tinggi meski ada penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Berdasarkan paparan Corona Virus Desease 2019 (COVID-19) di Jakarta menembus angka 84.364 orang. 

Berdasarkan data di corona.jakarta.go.id, terjadi pertambahan sebanyak 972 orang dari sebelumnya 83.392 orang setelah hasil dari pemeriksaan usap (swab test PCR). Ini jadi jumlah pertambahan pasien positif terbanyak dalam sepekan terakhir. 

Akan tetapi angka tersebut, lebih rendah dibanding penambahan pada Kamis (8/10) sebanyak 1.009 kasus, pada Rabu (7/10) sebanyak 1.340 kasus, pada Selasa (6/10) sebanyak 1.007 kasus, Minggu (4/10) sebanyak 1.430 kasus, pada Sabtu (3/10) sebanyak 1.165 kasus, dan pada Jumat (2/10) sebanyak 1.098 kasus, kemudian pada Sabtu (12/9) sebanyak 1.440 kasus, serta pada Rabu (16/9) sebanyak 1.505 kasus yang merupakan pertambahan terbanyak selama pandemi.

Walaupun penambahan pada Rabu (16/9) sebanyak 1.505 kasus merupakan pertambahan kasus terbanyak, tapi penambahan pada Sabtu (12/9) sebanyak 1.440 kasus, adalah pemegang rekor kasus positif terbanyak yang didapatkan dari hasil tes yang hanya dilakukan satu kali (tanggal 11 September 2020). Karena penambahan pada Rabu (16/9) adalah penambahan dari hasil pada tanggal 12, 13, 14 dan 15 September 2020.

Untuk pengujian usap (swab test) sampai dengan hasil tes PCR terakhir pada Kamis (8/10), memiliki rincian dilakukan tes pada 10.581 spesimen yang di dalamnya ada 8.253 orang dites untuk menidagnosis kasus baru dengan hasil sebanyak 972 kasus positif dan 7.281 kasus negatif.

Dengan demikian, rataan tes PCR total per satu juta penduduk setelah perkembangan COVID-19 pada Kamis ini, sebanyak 97.680. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 63.281 kasus.

Sampai dengan tes terakhir pada Kamis (8/10) itu, sudah ada 1.412.971 spesimen (sebelumnya 1.399.350 spesimen) yang telah diperiksa dengan tes PCR untuk mengetahui jejak COVID-19 di lima wilayah DKI Jakarta lewat 54 laboratorium.

Dari jumlah tes di atas, DKI Jakarta mencatat persentase kasus positif berdasarkan jumlah tes atau "positivity rate" COVID-19 selama sepekan terakhir di Jakarta setelah perkembangannya pada hari Jumat ini, turun ke angka 10,9 persen dari hari sebelumnya sebesar 11,3 persen.

Angka ini sangat jauh di atas batas persentase yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam sepekan untuk satu kawasan, yang mengharuskan tidak lebih dari lima persen sehingga terkategori kawasan aman.

Data penyebaran COVID-19 di DKI Jakarta (dok. Pemprov DKI)

Adapun persentase kasus positif di Jakarta secara total sejak awal pandemi Bulan Maret 2020 setelah perkembangan pada hari Jumat ini, adalah sebesar 8,1 persen (sama seperti hari sebelumnya).

Pasien sembuh dari paparan COVID-19 di Jakarta, per Jumat ini terjadi pertambahan sebanyak 851 orang yang meningkatkan jumlah pasien sembuh dari sebelumnya sebanyak 68.352 orang, menjadi 69.203 orang.

Jumlah pasien sembuh itu, adalah sekitar 82,0 persen (sama seperti sebelumnya) dari total kasus positif yang terpantau pada Jumat ini sebesar 84.364 orang.

Di dalam total kasus positif tersebut, sebanyak 13.301 orang (naik 99 dari sebelumnya 13.202 orang) masih dirawat/diisolasi, serta 1.860 orang (bertambah 22 dibanding sebelumnya 1.838 orang) meninggal dunia, atau 2,2 persen (sama seperti sebelumnya) dari total kasus positif.