Bagikan:

JAKARTA -  Kelompok kriminal bersenjata (KKB) sudah melakukan 23 kali teror penembakan di Kabupaten Intan Jaya, Papua. KKB terus meneror hingga membunuh warga sipil dengan rentetan penembakan. 

"Orang selalu menyalahkan aparat melakukan pelanggaran HAM, HAM yang mana. Justru merekalah yang melanggar HAM jauh lebih parah. Tukang ojek dibantai, pedagang dibunuh, petugas kemanusiaan yang urus COVID-19 dibantai, belum termasuk anggota TNI dan Polri yang dibunuh," kata Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw dikutip Antara, Sabtu, 10 Oktober.

Berdasarkan laporan intelijen, sejak Oktober 2019 sejumlah anggota KKB mulai bergeser dari wilayah timur Intan Jaya seperti dari Puncak Ilaga, Puncak Jaya, Tolikara bahkan Lanny Jaya ke wilayah sekitar Sugapa. Sebagian dari kelompok itu sempat memasuki wilayah Tembagapura Mimika pada bulan Februari 2020.

"Mereka semua bergabung memasuki wilayah itu untuk menyiapkan logistik yang akan mereka siapkan untuk bertempur di wilayah Tembagapura yang mereka nyatakan sebagai medan perang, tetapi juga mereka terus mencari amunisi dan senjata api yang mereka rampas dari anggota kita. Kejadian penyerangan Koramil Persiapan Hitadipa beberapa waktu lalu ada kaitannya dengan kepentingan untuk merampas senjata api dan amunisi," papar Irjen Paulus.

Dia sangat mengharapkan keterlibatan aktif Pemkab Intan Jaya untuk mengajak kelompok separatis bersenjata berdialog. Tujuannya agar bentuk kekerasan di wilayah Intan Jaya bisa diakhiri.

"Ini kan sudah terang benderang, tidak ada rahasia lagi. Bupati dan pemerintah di sana sebagai yang punya rakyat ajak mereka bicara melalui tokoh-tokoh yang punya pengaruh supaya kita segera mengakhiri kekerasan-kekerasan itu," kata Irjen Paulus.

Sedangkan aparat keamanan ditegaskan dia tidak menolerir tindak kekerasan. Penegakan hukum tetap dilakukan terhadap KKB. 

"Bagi kami hanya dua pilihan, karena mereka memiliki senjata api maka tugas kami untuk melakukan penegakan hukum. Kami pasti akan terus mengejar mereka. Kalau pendekatan keamanannya seperti itu terus, tentu tidak akan menyelesaikan masalah," katanya.

Irjen Paulus memastikan Polda Papua bersama Kodam XVII/Cenderawasih memiliki kekuatan yang cukup untuk bergeser ke Intan Jaya guna menghadapi KKB. Namun ada kendala mengenai sarana dan prasarana di Sugapa seperti tempat tinggal.

"Anggota tidak mungkin asal kita kirim ke sana, sementara di sana tidak ada rumah. Makanya kami terus bersinergi dengan Bupati dan Ketua DPRD Intan Jaya agar jika ada tempat mereka yang belum digunakan, kami bisa pinjam sementara waktu untuk ditempati pasukan-pasukan untuk mempertebal keamanan di Intan Jaya," kata Irjen Paulus.