Menteri Teten: UKM Mampu Tahan Angka Pengangguran dan Kurangi Jumlah Orang Miskin
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki. (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA – Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mengatakan UKM saat ini menjadi penyangga ekonomi nasional di tengah ketidakpastian akibat pandemi COVID-19. Ia menyebut, UKM mampu menahan angka pengangguran dan menekan angka kemiskinan.

"UMKM itu sudah berkali-kali menghadapi situasi sulit, krisis. Kelebihan dari UKM yang kecil-kecil ini cepat melakukan perubahan. Banting setirnya itu cepat," ucapnya dalam webinar yang digelar Warta Ekonomi bertemakan “Kiat Inovasi Kreatif UKM Bertahan di Tengah Pandemi COVID-19; Belajar Dari Para Survivor dan Master," pada Kamis 8 Oktober.

Teten mengungkapkan, alasan itulah yang membuat pemerintah mengalokasikan anggaran yang besar dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Ada pula program program restrukturisasi pinjaman termasuk memberikan hibah modal kerja bagi yang belum bankable.

"Dari sisi demand kita coba bantu penyerapan lewat belanja kementerian dan lembaga. Kami mendapatkan komitmen dari Kementerian BUMN, capex di bawah Rp14 miliar ini sekarang diperuntukan untuk UMKM," tambahnya.

Selain itu, Kemenkop UKM telah membuat beberapa program pendampingan, konsultasi, pelatihan, baik secara online atau virtual. Tujuannya, untuk membantu UKM melakukan adaptasi dan inovasi bisnis dalam merespons perkembangan baru, khususnya dalam hal teknologi.

"Sekarang baru 13 persen UMKM kita yang sudah terhubung ke platform digital. Kita dorong percepatan, transformasi, karena ini akan memberikan manfaat, akses pasar yang lebih besar, termasuk akses pembiayaan," bebernya.

Dalam kenyataannya, penyedia platform digital berskala besar sudah bisa mengakses lebih sekitar 97 persen wilayah Indonesia. Akan tetapi, Teten mengakui kalau tidak semua UKM bisa berjualan di platform digital dalam skala market nasional, mengingat kapasitas produksi dan SDM yang terbatas.

"Ini akan sangat membantu bagi UKM-UKM. Sekarang banyak platform digital dengan market yang lebih kecil yaitu di tingkat daerah. Kami juga menyediakan platform digital sederhana, e-Brochure Smesco, untuk membantu UMKM yang memang belum siap jualan di platform digital yang lebih besar," jelasnya.

Dari situ, Kemenkop UKM akan melakukan edukasi, kurasi, dan inkubasi agar pelaku usaha siap masuk ke platform digital. Tuntutan digitalisasi itu makin mendesak, karena dalam catatan Kemenkop UKM, selama pandemi berlangsung transaksi harian penjualan digital atau via e-commerce di sepanjang triwulan II 2020 mencapai Rp4,8 juta, naik signifikan dibanding periode sama tahun sebelumnya yang masih sebesar Rp 3,1 juta.

Sementara, persentase konsumen yang baru pertama kali berbelanja online selama pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mencapai 51 persen.