Lili Romli: Erick Thohir Masuk 6 Besar Capres adalah Sebuah Pencapaian Besar
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Kementerian BUMN)

Bagikan:

JAKARTA - Sebuah capaian besar diraih Erick Thohir yang mampu menembus enam besar elektabilitas capres tertinggi. Hal ini diungkapkan pengamat politik LIPI, Lili Romli, mengomentari hasil survei dari Lembaga survei Indikator Politik Indonesia pimpinan Burhanuddin Muhtadi yang diumumkan kemarin.

“Saya kira ini suatu capaian besar untuk pendatang awal. Sebagai figur pemula (Erick Thohir) bisa mendapat elektabilitas 2,4 persen. Ini akan menjadi modal untuk terus maju, kalau memang mau maju,” kata Lili dalam keterangannya kepada wartawan, dikutip Jumat 29 April.

Selain itu Erick Thohir juga mampu mengungguli ketua partai politik atau tokoh partai politik yang memiliki kendaraan politik, basis massa serta kader parpol di berbagai daerah.

"Dalam survei tersebut Erick Thohir berada diatas Puan Maharani (PDIP), Zulkifli Hasan (PAN), Airlangga Hartato (Golkar), Muhaimin Iskandar (PKB) dan Ahmad Syaikhu (PKS) dll. Mungkin kader yang tersurvei tidak banyak. Namun ini sebuah capaian besar,” jelas Lili.

Dengan capaian 2,4 persen yang meningkat 100 persen dibanding sebelumnya awal Februari 2022. Dan mampu menyamai Sandiaga Uno yang pernah menjadi Cawapres Prabowo Subianto pada Pemilu 2019 lalu tak lepas dari kinerja Erick Thohir secara pribadi maupun sebagai menteri BUMN.

“Elektabilitas 2,4 persen bisa jadi beririsan dengan kinerja dalam memimpin BUMN. Yang merupakan terbaik keempat dalam kabinet saat ini. Dari sana sumbangan peningkatan elektabilitasnya,” imbuhnya.

Selain itu lanjut Lili, peran Erick Thohir sebagai ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) juga memberikan sumbang peningkatan elektabilitas.

“Sebagai ketua MES, banyak turun ke lapangan serta program yang memberikan kontribusi terhadap umat juga menjadi faktor,” tuturnya.

Kalau kerja tersebut konsisten, kata Lili, maka elektabilitas Erick berpotensi terus meningkat.

“Hanya saja jika ingin menjadi capres atau cawapres, tentu harus ada kerja politik, semisal lobi ke partai politik,” pungkasnya.