JAKARTA - Kepolisian Prancis mendapatkan kecaman keras akibat penyerangan terhadap dua wanita Muslim berjilbab, saat menyeberang jalan di sebuah kawasan di dekat Paris.
Dalam rekaman yang direkam pada 14 April, polisi Prancis terlihat menggunakan kekuatan yang tidak proporsional terhadap dua wanita yang mengenakan jilbab di tengah jalan di komune Asnieres-sur-Seine, memukuli salah satu dari mereka dan mencoba mendorong yang lain ke tanah.
Ketika polisi meninju salah satu dari mereka di kepalanya, wanita yang merekam rekaman video terdengar berkata: "Hei, saya merekam, biarkan dia pergi. Dia menampar (wanita itu) dan memukulnya."
Kemudian, wanita yang merekam kejadian itu keluar dari mobilnya dan pergi ke polisi untuk mengatakan bahwa dia telah merekamnya.
"Ya, saya memukulnya, saya punya wewenang untuk melakukan ini," kata petugas polisi tersebut, dikutip dari Daily Sabah 18 April.
Perlakukan represif polisi tersebut memicu kemarahan di media sosial, dengan warganet menyebut polisi Prancis 'Islamofobia'.
Pernyataan yang dilampirkan pada rekaman di media sosial mengklaim, petugas polisi terjebak dalam lalu lintas dan menyalakan sirene untuk bergerak maju.
Sementara itu, para wanita berjilbab yang memiliki hak jalan, mencoba menyeberang jalan, tetapi petugas polisi turun dari mobil dan tidak membiarkan mereka lewat dan memukuli mereka.
BACA JUGA:
Terpisah, Departemen Kepolisian Paris mengatakan di media sosial, tim patroli polisi menyalakan sirene untuk menanggapi kendaraan yang melanggar aturan, dan meskipun mendesak, kedua wanita itu mencoba menyeberang jalan, dinilai 'tidak menghormati polisi dan membuat mereka marah.'
Pihak departemen mengatakan, situasi menjadi tidak terkendali ketika kerumunan warga terlibat. Menurutnya, polisi akan mengajukan pengaduan terhadap kedua wanita tersebut.