JAKARTA - Buntut meninggalnya Samuel Paty, seorang guru sejarah di Prancis meningkatkan kebencian terhadap Muslim di negara tersebut. Dalam kasus terbaru, dua wanita Muslim diserang dua wanita lain di dekat Menara Eiffel, Paris.
Melansir CNA, Jumat, 23 Oktober, pelaku merobek hijab korban dan menyerang keduanya dengan pisau. Mulanya kedua pelaku diduga mabuk saat menyerang para korban. Namun otoritas belakangan membantah kabar mabuk.
Akibat serangan, seorang korban yang berusia 40 tahun menderita enam luka tusuk dan kini tengah dalam perawatan rumah sakit. Satu korban lain yang berusia 19 menderita luka tusuk. Sementara, kedua pelaku dijerat tuduhan penyerangan dan tindak rasisme.
Selain serangan pisau, korban juga mendapat hinaan rasisme. Beberapa di antara hinaan itu, penyerang menyebut mereka “orang Arab kotor” dan “Ini bukan rumah Anda.”
Media Prancis diam
Atas insiden itu, jagat media sosial menjadi heboh. Kehebohan muncul karena sederet media di Prancis tampak diam atas serangan kepada dua wanita Muslim. Tak hanya itu, kebanyakan orang kemudian berang melihat salah seorang tersangka utama tampak dibebaskan dengan jaminan.
Padahal, berdasarkan dakwaan keduanya secara meyakinkan telah melakukan penyerangan. Yang mana diperparah dengan fakta pelaku menggunakan senjata tajam, melontarkan ucapan rasis, selagi mabuk, dan fakta keduanya bertindak bersama-sama melakukan penyerangan.
Oleh sebab itu, pengacara korban, Arie Alimi, meminta otoritas setempat untuk memberikan dakwaan yang lebih keras terhadap pelaku. Kata Alimi, hal itu merupakan kewajaran karena para pelaku telah mencoba melakukan percobaan pembunuhan hanya karena perbedaan ras atau agama korban.
BACA JUGA:
Sebagai bukti, pada penyerangan Alimi mengungkap salah seorang pelaku tampak mempermasalahkan jilbab yang dikenakan oleh korban. Lantas, pelaku kemudian mencoba merobek kerudung korban dan mengarahkan pukulan ke kepala.
Akan tetapi, kedua tersangka membantah telah melakukan penghinaan rasial. Pengacara mereka, Bernard Solitude, memperingatkan pengacara korban agar tidak membesar-besarkan cerita penyerangan.
Terkait Samuel Paty, sang guru dipenggal muridnya setelah memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad SAW. Pembunuhan itu meningkatkan kebencian terhadap Muslim di negeri Mode tersebut.