Rangkuman Debat Pamungkas Trump-Biden: Tuduhan Korupsi, Konspirasi, hingga Diskusi Besaran Upah Masyarakat AS
Ilustrasi (Raga Granada/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Calon presiden Amerika Serikat (Capres AS) Donald Trump dan Joe Biden kembali berhadapan dalam debat capres. Sesi yang beberapa jam lalu digelar adalah pamungkas sebelum hari pemilihan pada 3 November. Ada sejumlah poin penting yang bergulir sepanjang debat, mulai dari korupsi, konspirasi, hingga penghasilan masyarakat AS.

Seperti yang pertama, debat tak lepas dari serangan pribadi, meski dua pihak nampak lebih terkendali. Jika dalam debat pertama Trump terus menginterupsi pembicaraan Biden, kali ini Trump lebih mengendalikan diri.

Meski begitu, Trump tetap tak menunjukkan sama sekali rasa hormat pada pesaingnya. Biden juga belum beranjak dari isu penanganan pandemi COVID-19 di bawah pemerintahan Trump.

Pandemi COVID-19

Biden melakukan pendalaman pada masalah penanganan pandemi di era pemerintahan Trump. Hal pertama yang disoroti Biden adalah masalah fasilitas kesehatan.

Biden tahu betul kekacauan global ini menjadikan Trump sasaran empuk. Meski tak tampak, tekanan mengenai penanganan pandemi adalah masalah besar bagi Trump.

Apalagi ketika ia turut tertular akibat kecerobohannya sendiri. Kubu Biden, sejak itu terus menggoreng diagnosis positif Trump.

Trump membela pendekatannya terhadap wabah dan mengklaim pandemi terburuk telah lewat dan jadi bagian dari masa lalu. Trump mengatakan vaksin potensial akan tersedia beberapa pekan ke depan.

Presiden AS Donald Trump (Instagram/@realdonaldtrump)

"Kita sudah dekat ... Virus itu akan pergi," kata Trump, dalam diskusi yang kami pantau dari CNN, Jumat, 23 Oktober. Meski begitu, sebagian besar ahli, termasuk pejabat administrasi mengatakan vaksin tak mungkin tersedia luas hingga pertengahan 2021.

Biden juga mengangkat ketakutan tentang "musim dingin yang gelap." Ya, AS memang menuju musim dingin dan hingga kini masih berkutat dengan penanganan virus corona. Dan hal itu akan diperburuk dengan Trump yang tak memiliki rencana apapun untuk menghadapi itu.

"Kita akan memasuki musim dingin yang gelap, dan (Trump) tidak memiliki rencana yang jelas dan tidak ada prospek bahwa akan ada vaksin yang tersedia untuk sebagian besar orang hingga pertengahan tahun depan," jawab Biden.

Rasisme

Protes Black Lives Matter (Twitter/@DMVBlackLives)

Selain pandemi, Biden menyerang sikap rasis Trump. Biden mengatakan Trump adalah "salah satu presiden paling rasis" dalam sejarah.

"Dia (Trump) menuangkan bahan bakar pada setiap tembakan rasis," kata Biden. "Orang ini memiliki peluit anjing sebesar peluit kabut."

Trump menanggapi dengan mengkritik Biden atas Undang-Undang kejahatan 1994, yang meningkatkan penahanan terdakwa minoritas. Serangan balik Trump membuat Biden tak dapat cuci tangan dari kebijakan diskriminatifnya sendiri.

Trump juga menegaskan bahwa dia telah berbuat lebih banyak untuk orang kulit hitam AS daripada presiden mana pun, dengan "kemungkinan" pengecualian Abraham Lincoln pada 1860-an.

Korupsi dan konspirasi

Trump dan Biden juga saling serang soal korupsi dan konspirasi. Trump kembali melempar tuduhannya bahwa Biden dan putranya Hunter Biden, terlibat dalam konspirasi tak etis dan melibatkan sejumlah uang di China dan Ukraina. Tidak ada bukti yang diverifikasi untuk mendukung tuduhan tersebut. Biden menyebut pihak Trump salah.

Trump, dalam kesempatan itu juga berupaya mengungkap hubungan bisnis Hunter Biden di Ukraina dengan pemakzulannya pada akhir 2019. Trump dan anak-anaknya dituduh memiliki kepentingan sejak mereka memasuki Gedung Putih pada 2017, sebagian besar melibatkan bisnis real estat dan hotel internasional keluarga.

Biden membela keluarganya dan mengatakan dengan tegas bahwa dia tidak pernah menghasilkan "satu sen pun" dari negara asing. Penjelasan itu dipaparkan Biden lewat bahasan yang berputar-putar, hingga ia menemukan cara menyerang balik Trump yang seluruh keluarganya juga terlibat di Gedung Putih untuk kepentingan pribadi.

“Ada alasan mengapa dia mengungkit semua omong kosong ini,” kata Biden sambil menatap langsung ke kamera. “Ini bukan tentang keluarganya dan keluargaku. Ini tentang keluargamu, dan keluargamu terluka parah."

Biden juga menuduh Trump melanggar pembayaran pajak. Hasil investigasi New York Times masih jadi senjata Biden. Dalam investigasi itu, Trump dilaporkan tak mempayar pajak penghasilan federal selama lebih dari 20 tahun. “Tunjukkan pengembalian pajak Anda atau berhenti berbicara tentang korupsi,” kata Biden.

Upah minimum nasional AS

Dalam konteks upah minimum nasional AS, Trump dan Biden benar-benar menunjukkan perbedaan. Trump berpendapat upah minimum harus jadi urusan negara bagian. Sementara, Biden mendukung kenaikan upah minimum nasional menjadi 15 ribu dolar AS atau naik sekitar Rp220 ribu..

Saat ini, upah minimum nasional AS adalah 7,25 dolar AS per jam atau sekitar Rp106 ribu dalam kurs hari ini. Kenaikan upah memang jadi perdebatan di antara para ekonom.

Banyak yang menilai peningkatan upah akan meningkatkan risiko di tingkat usaha makro. Pengangguran bisa saja terjadi. Trump salah satu yang meyakini dan sangat khawatir soal itu.

"Ini harus menjadi opsi negara. Alabama berbeda dari New York. New York berbeda dari Vermont. Setiap negara bagian berbeda. Kita harus membantu bisnis kecil yang kita miliki," kata Trump.

"Tidak pada tingkat yang akan membuat semua bisnis ini gulung tikar. Ini harus menjadi opsi negara. Tempat yang berbeda semuanya berbeda. Di beberapa tempat, US$ 15 tidak terlalu buruk. Di tempat lain, US$ 15 (bagus)."

Biden menyalip pernyataan Trump dengan mengatakan, "Orang-orang ini mengerjakan dua pekerjaan. Karena satu pekerjaan di bawah kemiskinan," kata Biden.

"Orang-orang menghasilkan 6 dolar AS hingga 7 dolar AS per jam. Responden pertama ini, kami bertepuk tangan saat mereka turun ke jalan. Mereka berhak mendapatkan upah minimum 15 dolar AS."

"Apa pun yang di bawah itu membuat Anda berada di bawah tingkat kemiskinan, dan tidak ada bukti bahwa ketika Anda menaikkan upah minimum, bisnis akan gulung tikar."

Dalam debat ini, para penyelenggara menghilangkan plexiglass yang memisah dua kandidat setelah Trump memberikan bukti bahwa ia negatif COVID-19. Pihak komisi debat juga dapat mematikan mikrofon untuk mengantisipasi kegaduhan.

Sekitar 200 orang yang hadir juga diperiksa suhu tubuhnya sebelum memasuki arena debat. Setiap orang juga diharuskan memakai masker medis setiap saat.

Debat yang disiarkan televisi di Nashville, Tennessee, merupakan salah satu peluang terakhir Trump untuk membentuk kembali kampanye yang terhambat akibat pandemi COVID-19 yang menewaskan lebih dari 221.000 orang di AS. Jajak pendapat menunjukkan Trump membuntuti Biden, meskipun persaingannya lebih ketat di beberapa negara bagian yang kemungkinan besar akan memutuskan pemilihan.