Rangkuman Debat Perdana Capres AS: Dominasi Serangan Personal Trump dan Biden
Ilustrasi (Raga Granada/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Debat calon Presiden Amerika Serikat (Capres AS) putaran pertama berubah jadi kekacauan akibat gelombang serangan personal yang tak henti dari petahana, Donald Trump. Kandidat Partai Republik itu berulang kali 'mengintimidasi' pesaingnya dari Partai Demokrat, Joe Biden.

Trump terus-terusan bicara dan menyela Biden di sepanjang debat. Meski disebut makin terbiasa dengan serangan Trump, teknik itu membuat Biden kehilangan pemikiran mengenai poin-poin substantif di awal debat. Biden pun menanggapi Trump dengan menyebutnya badut dan presiden terburuk yang pernah dimiliki AS.

Selama diskusi tentang laporan pajak Trump yang dikuak oleh The New York Times, Biden mencoba untuk berporos ke dalam argumen tentang keadilan. Ia mengatakan bahwa rata-rata guru sekolah membayar pajak yang jumlahnya lebih besar dari yang dibayarkan Trump. Namun Trump menggagalkannya dengan interupsi.

"Donald, bisakah Anda diam sebentar," kata Biden, dilansir CNN, Rabu, 30 September. Biden berulang kali memanggil nama Trump karena mencoba melibas debat.

Frustrasi dengan ketidakmampuan membawa pemikiran yang koheren, Biden menyela Trump pada satu titik. Ia mengatakan: Maukah Anda menutup mulut, Bung?

Serangan sejak awal

Trump berulang kali menghina Biden selama 30 menit pertama debat. Pada satu titik Trump memotong penjelasan Biden yang menggunakan beberapa istilah yang Trump sebut "kata pintar."

"Jangan pernah menggunakan kata pintar dengan saya. Tidak ada yang pintar tentangmu, Joe," kata Trump.

Ketika Biden ditanya mengapa pemilih harus memilihnya daripada Trump, mantan wakil presiden itu mengatakan Trump telah membuat negara itu lebih sakit, lebih miskin, lebih terpecah belah, dan lebih kejam.

"Ketika saya menjadi wakil presiden, kami diwarisi resesi. Saya diminta untuk memperbaikinya. Saya lakukan. Kami meninggalkannya dalam ekonomi yang besar dan dia menyebabkan resesi," kata Biden.

"Mengenai menjadi lebih lemah, faktanya saya telah berhadapan langsung dengan (Presiden Rusia Vladimir Putin) dan menjelaskan kepadanya bahwa kami tidak akan mengambil barang-barangnya."

"Dia (Trump) anak anjing Putin," kata Biden.

Debat Capres AS putaran pertama dibagi jadi enam topik. Tetapi banyak masyarakat AS akan mengalami kesulitan menemukan kejelasan tentang posisi kedua kandidat presiden tersebut. Hal tersebut dikarenakan perdebatan berubah jadi teriakan, dendam pribadi, dan obrolan silang. 

Namun sedikit hal yang dipetik terkait kedua kandidat pada debat adalah Biden, seorang politisi yang jauh lebih konvensional, tampak kebingungan dengan interupsi Trump. Biden tampak kesulitan membuat poinnya sendiri. Biden akhirnya menemukan momentum serangan balik dengan mengecam Trump karena berusaha menyingkirkan Obamacare.

Sementara, strategi Trump untuk menjatuhkan Biden, termasuk isu korupsi tentang anak Joe Biden, Biden Hunter, dianggap kurang efektif. Penampilan Trump kala menjatuhkan Hillary Clinton pada debat capres AS 2016 dinilai jauh lebih baik.

Trump mungkin salah perhitungan dengan menetapkan standar rendah untuk Biden. Hal itu terlihat dari bagaimana Trump berkali-kali menyerang Biden dengan konteks personal, termasuk ketajaman mental Biden yang kerap sebut "bodoh seperti batu."