Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilaporkan tak membayar pajak pendapatan federal selama sepuluh tahun. Hal itu menyebabkan kerugian besar untuk negara maupun bagi Trump sendiri.

Menurut penghitungan yang dilakukan pada periode sejak 2000, ada sepuluh tahun --dari 15 tahun penghitungan-- di mana Trump tak membayar kewajiban pajaknya. Pada tahun-tahun itu Trump melaporkan kerugian lebih banyak daripada yang ia hasilkan.

Segala laporan ini dirilis surat kabar New York Times pada Minggu, 27 September. Trump konon juga membayar pajak penghasilan federal sebesar 750 dolar AS atau Rp11 juta ketika ia memenangi kursi kepresidenan dan tahun pertamanya di Gedung Putih.

Merinci pembayaran yang diperoleh dari dua dekade informasi pajak, penghindaran pajak oleh Trump telah mengakibatkan kerugian besar bagi negara. Di sisi lain, penghindaran pajak juga jadi pukulan telak bagi taipan bisnis yang dibangun Trump selama karier politiknya.

Trump membantah kabar itu. Meski menolak merinci jumlah, Trump mengklaim telah "membayar banyak" pajak penghasilan federal. "Saya membayar banyak, dan saya membayar banyak pajak pendapatan negara," kata Trump.

Sang Presiden menambahkan ia bersedia merilis pengembalian pajaknya setelah tak lagi diawasi Internal Revenue Service (IRS), yang katanya memperlakukan dirinya dengan buruk. Presiden, bagaimanapun, secara hukum memang tidak berkewajiban untuk melaporkan laporan keuangan.

Kebohongan finansial

Presiden AS Donald Trump (Instagram/@realdonaldtrump)

Laporan dari New York Times yang ekspansif menggambarkan kondisi Trump sebagai pengusaha yang berjuang mempertahankan bisnisnya dan melaporkan kerugian jutaan dolar, bahkan ketika ia berkampanye. Trump dianggap membual tentang kesuksesan finansialnya.

Menurut surat kabar itu Trump menggunakan 427,4 juta dolar AS untuk mendanai bisnisnya yang lain, sebagian besar lapangan golfnya, hingga memasukkan lebih banyak uang ke dalam bisnisnya daripada yang dia ambil. Informasi pajak yang diperoleh New York Times juga mengungkap Trump telah melawan IRS soal pengembalian dana hampir 73 juta dolar AS.

Menanggapi temuan dari surat kabar tersebut, pengacara Trump Organization Alan Garten mengatakan bahwa "fakta tampaknya tidak akurat" dan meminta agar dokumen tersebut ditunjukkan kepadanya. Namun The New York Times mengatakan pihaknya tidak akan memublikasikan data pengembalian pajak Trump agar tidak membahayakan sumber-sumbernya yang telah mengambil risiko pribadi yang sangat besar memberikan informasi ini kepada publik.

Laporan itu juga menjelaskan bahwa data SPT yang diperoleh New York Times tidak termasuk SPT pribadi Trump untuk 2018 atau 2019.

Hindari pajak bertahun-tahun

Pajak Trump adalah misteri sejak dia pertama kali mencalonkan diri sebagai presiden. Selama kampanye 2016 Trump melanggar norma pemilihan presiden dan menolak memberikan pengembalian pajak untuk ditinjau publik.

Berada di bawah audit IRS tidak menghalangi seseorang untuk merilis pengembalian pajak secara publik. Tetapi itu tidak menghentikan Trump untuk menggunakannya sebagai pertahanan terhadap rilis informasi keuangannya.

Pada 2016 Trump merilis surat dari pengacara pajaknya yang mengonfirmasi bahwa dia sedang diaudit. Tetapi surat itu juga mengatakan IRS selesai meninjau pajak Trump dari 2002 hingga 2008. Trump tidak merilis pengembalian pajaknya dari tahun-tahun itu, meski auditnya sudah selesai.

Investigasi New York Times sebelumnya, yang diterbitkan 2018 melaporkan Trump telah membantu orang tuanya menghindari pajak pada 1990-an, termasuk "contoh penipuan langsung" yang memungkinkan dia mengumpulkan banyak uang. Trump menerima setidaknya 413 juta dolar AS dalam dari kerajaan real estat ayahnya.