JAKARTA - Politikus senior Amien Rais baru-baru ini berbicara keras soal Presiden Joko Widodo dan Luhut Binsar Pandjaitan.
Amien bilang, duet kedua sosok ini harus berakhir pada 2024 mendatang. Pernyataan Amin rais disampaikan di tengah kuatnya polemik presiden 3 periode.
Amien bahkan menyindir Jokowi memiliki sindrom narsistisk atau merasa paling benar dan sindrom megalomaniak atau orang yang haus akan perhatian.
Politikus Teddy Gusnaidi pun buka suara merespons keras pernyataan Amien Rais yang disampaikan di Youtube Amien Rais Official, Sabtu, 2 April.
Menurut Teddy, kedua sindrom yang disinggung sebenarnya sering dilakukan Amien Rais sendiri.
"Amien menyindir Jokowi memiliki sindrom narsistik, yaitu merasa paling benar dan sindrom megalomaniak, yaitu haus akan perhatian. Padahal sindrom ini begitu melekat pada dirinya yang merasa paling benar dan haus akan perhatian dengan membuat statement yang aneh-aneh," tegas Teddy dikutip leewat cuitan di Twitter pribadinya, @TeddGus, Minggu, 3 April.
Teddy menyebut, Amien Rais begitu memahami sindrom kejiwaan kedua penyakit tersebut. Bak sebuah perusahan, Amien Rais adalah member yang hendak menggaet member baru.
"Amien rais begitu mengerti soal penyakit kejiwaan ini, sehingga 'mengajak' Pak jokowi menjadi member penyakit ini. Amien rais yang juga Ketua Majelis Syuro Partai Ummat kalau lagi Kumat suka aneh-aneh, udah kayak member yang sedang mempromosikan program Member get member,' singgung Teddy.
Sebelumya, Amien Rais menyebut Jokowi-Luhut memiliki sindrom narsistik megalomaniak. Dengan kondisi ini membuat kedua pemimpin kurang berempati terhadap orang lain. Imbasnya, rasa sayang dan belas kasih terhadap rakyat lambat laun akan hilang.
BACA JUGA:
“Jokowi dan Luhut, Anda berdua ini harus tanya kepada psikolog-psikolog yang objektif. Apakah kira-kira Anda sedang menderita narsistik-megalomaniak atau tidak,” ujar Amien Rais dikutip dari kanal YouTube Amien Rais Official, Minggu, 3 Maret 2022.
“Saya kira bangsa kita ini sekarang sedang mengelus dada, karena ternyata dia melahirkan pemimpin-pemimpin yang melenceng dari DNA bangsa Indonesia,” ujarnya lagi.