3 Warga Marunda Mengidap Ulkus Kornea Akibat Debu Batu Bara, 2 di Antaranya Anak-anak
Ilustrasi-(Foto: alodokter.com)

Bagikan:

JAKARTA - Terungkap bahwa pencemaran debu batu bara di Rusun Marunda, Jakarta Utara menimbulkan penyakit serius pada warganya. Kini, ada tiga kasus ulkus kornea yang diduga kuat akibat pencemaran debu batu bara di Marunda.

Hal ini diungkapkan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti. Retno mengungkapkan, dua kasus di antaranya merupakan anak-anak.

Ulkus kornea adalah luka terbuka pada kornea yang paling sering disebabkan oleh infeksi. Ulkus kornea dapat terjadi akibat cedera langsung ke mata, infeksi bakteri, jamur, atau virus. Kondisi yang juga disebut keratitis ini tergolong kondisi darurat medis.

"Kali ini ditemukan kembali 2 kasus dengan diagnose Ulkus Kornea, diduga kuat akibat pencemaran Marunda, yaitu SY (perempuan, 6 tahun) dan BA (laki-laki, 20 tahun)," kata Retno dalam keterangannya, Jumat, 31 Maret.

"Sebelumnya ada 1 kasus yaitu R (laki-laki, 9 tahun) yang sempat mendapatkan donor mata. Jadi, sampai Maret 2022, jumlah kasus diagnosa Ulkus Kornea di Marunda menjadi 3 kasus, 2 di antaranya dialami anak di bawah umur," lanjut dia.

Pada kasus R, Retno mengungkapkan saat ini sang anak harus ganti kornea mata melalui donor mata sehat. Hingga saat ini, R masih berobat jalan pascaoperasi ganti kornea mata. R juga harus menggunakan kacamata.

Mirisnya, meskipun pelaku pencemaran debu batu bara, yakni PT Karya Citra Nusantara (KCN) telah mendapat sanksi administratif dari Pemprov DKI untuk memperbaiki pengelolaan kegiatan bongkar muatnya, namun debu batu bara masih tercemar sampai saat ini.

Forum Rusun Marunda melaporkan kepada KPAI bahwa aktivitas bongkar muat dan pengangkutan batu bara di pelabuhan Marunda juga tidak berkurang apalagi berhenti.

Bahkan, ada video yang menunjukan penampakan sebuah truk pengangkut batu bara terus melintasi jalan raya sekitar Rusun Marunda pada siang hari tanpa ditutup terpal. Abu batu bara tampak berterbangan karena angin.

“Menurut warga, pemandangan seperti itu terjadi setiap hari, sehingga sampai sekarang lantai-lantai rumah warga Rusun Marunda dan RPTRA serta semua permainan anak-anak, semuanya selalu terlapisi debu dan harus dibersihkan hingga 4 kali dalam sehari karena tertutup debu batu bara”, urai Retno.