Penjelasan Polmatrix soal Jokowi yang Tak Bisa Maju Lagi Tapi Tetap Dijadikan Capres, Bantah Penggiringan Opini
Presiden Jokowi di Jawa Timur (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto menjelaskan soal nama Joko Widodo masih diikutsertakan dalam kandidat calon presiden 2024 pada survei lembaganya. Dalam survei Polmatrix, Jokowi mendapat elektabilitas tertinggi dengan raihan angka 40,5 persen.

Dendik mengaku bahwa dimasukkan nama Jokowi dalam survei untuk tolak ukur pemilih 2024. Ternyata, masih banyak masyarakat yang ingin memilih Jokowi jika maju kembali sebagai capres.

"Untuk tolak ukur saja bahwa figur yang akan mencalonkan, berarti kan secara respon dari masyarakat enggak jauh dari profil pak Jokowi lah, itu saja," ujar Dendik kepada VOI, Jumat, 1 April.

Menurutnya, sah-sah saja jika survei masih mencatumkan nama Jokowi. Sebab, bisa menjadi tolak ukur bagi kandidat lain bahwa sejauh ini sosok seperti Jokowi lah yang masih menjadi pilihan masyarakat.

"Preferensi pemilih kan enggak jauh dari tipologi orang seperti pak Jokowi itu, sehingga bisa menjadi tolak ukur dari kandidat lain," jelasnya.

Dendik mengatakan, mayoritas masyarakat Indonesia memang masih mengharapkan figur Jokowi menjadi presiden. Hanya saja, kepuasan terhadap kinerja pemerintah akhir-akhirnya menurun.

"Kalau dari masyarakat sih banyak yang masih menginginkan. Kita keliling dari jaringan kita di seluruh provinsi di Indonesia rata-rata masyarakat masih menginginkan, walaupun masih ada kontradiksi di akhir-akhir kepuasan beliau," paparnya.

Selain itu, kata Dendik, konstitusi juga mengamanatkan presiden dan wakil presiden terpilih cukup dua periode.

"Cuma kan sekali lagi kendala konstitusi," ucapnya.

Dendik membantah jika survei Polmatrix untuk menggiring opini publik terkait wacana presiden 3 periode. Dia menegaskan, bahwa memasukkan nama Jokowi dalam survei hanya untuk tolak ukur posisi pada Pemilu 2024.

"Gak juga sih. Kalau survei kan harus netral. Kemarin diskusi dengan kawan-kawan ya nyoba aja masukkan profil pak Jokowi gimana sehingga kita bisa ngukur preferensi pak Jokowi untuk pemilu 2024 seperti apa," pungkas Dendik.

Sebelumnya, Hasil survei Polmatrix menunjukkan elektabilitas Presiden Joko Widodo masih paling tinggi jika dibandingkan dari tokoh-tokoh lainnya.

"Temuan survei Polmatrix Indonesia menunjukkan elektabilitas Jokowi paling tinggi yaitu mencapai 40,5 persen," kata dia melalui keterangan tertulis yang dikutip Antara, Kamis, 31 Maret.

Dengan capaian tersebut, elektabilitas nama-nama yang kerap muncul dalam bursa Calon Presiden (Capres) 2024 tertekan. Misalnya, Prabowo Subianto, pada survei Desember 2021 tercatat meraih 19,5 persen, tetapi kini melorot menjadi 12,8 persen.

Demikian juga dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang unggul pada survei Desember 2021 sebesar 19,5 persen namun anjlok hingga turun menjadi 9,5 persen.

Berbeda dengan dua nama tersebut, elektabilitas Ketua DPR Puan Maharani justru mulai merangkak naik. Sebelumnya, politisi PDI-P tersebut hanya meraih elektabilitas 1,4 persen namun kini naik hingga 3,0 persen.

Kendati elektabilitas mantan Wali Kota Solo tersebut tinggi atau mengalahkan nama-nama lainnya, Jokowi tidak bisa maju sebagai presiden karena terbentur konstitusi.