Kepemimpinan Jokowi Selesai 2024, Mengapa Polmatrix Tetap Jadikan Kandidat Capres di Survei Terbaru?
Presiden Joko Widodo saat menghadiri Silaturahmi Nasional Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Tahun 2022 di Istora Senayan, 29 Maret 2022 (Foto: BPMI Setpres/Lukas)

Bagikan:

JAKARTA - Ada yang menarik dari hasil survei terbaru Polmatrix Indonesia. Di sana, nama Joko Widodo dimasukkan ke dalam kandidat calon presiden 2024.

Era kepemimpinan Presiden Jokowi bersama Wapres Maruf Amin sendiri akan berakhir 2024 mendatang. Jokowi sudah tak mungkin lagi menjabat karena sudah menjalani dua periode, seperti yang terjadi pada Susilo Bambang Yudhoyono sebelumnya.

Namun dalam beberapa pekan ke belakang, wacana penundaan pemilu menjadi bola liar. Beberapa ketum parpol koalisi sibuk menyuarakan pemilu ditunda dengan berbagai alasan. Tapi tak sedikit juga yang menentang karena melanggar konstitusi.

Jokowi sendiri mengaku sudah sering mendengar dorongan agar dirinya bisa kembali menjabat sebagai Presiden RI di periode ketiga.

"Hehehe. Yang namanya keinginan masyarakat, yang namanya teriakan-teriakan seperti itu kan sudah sering saya dengar," kata Jokowi, Rabu, 30 Maret kemarin.

Namun, Jokowi menegaskan dirinya tetap taat pada konstitusi yang ada, yakni Undang-Undang Dasar 1945. Di mana, masa jabatan presiden dan wakil presiden memegang jabatan selama lima tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan.

Tapi Polmatrix Indonesia toh tetap menjadikan mantan gubernur DKI itu sebagai capres. Jokowi bersaing dengan nama-nama populis lainnya yang selama ini saling silih berganti ada di tiga besar.

Survei Polmatrix Indonesia dilakukan pada 11 hingga 20 Maret 2022 kepada 2.000 responden yang mewakili 34 provinsi. Sampel dari perempuan sedikit lebih banyak dibanding pria.

Responden terbanyak diambil dari rentang umur 36-50 tahun. Dan terkecil adalah pemilih pemula.

Metode survei adalah multistage random sampling (acak bertingkat) dengan margin of error survei sekitar 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia mengatakan hasil survei menunjukkan elektabilitas Joko Widodo jika dijadikan sebagai capres masih paling tinggi jika dibandingkan dari tokoh-tokoh lainnya.

"Temuan survei Polmatrix Indonesia menunjukkan elektabilitas Jokowi paling tinggi yaitu mencapai 40,5 persen," kata Alumni Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang ini, Kamis, 31 Maret.

Dengan capaian tersebut, elektabilitas nama-nama yang kerap muncul dalam bursa Calon Presiden (Capres) 2024 tertekan. Misalnya, Prabowo Subianto, pada survei Desember 2021 tercatat meraih 19,5 persen, tetapi kini melorot menjadi 12,8 persen.

Demikian juga dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang unggul pada survei Desember 2021 sebesar 19,5 persen namun anjlok hingga turun menjadi 9,5 persen.

Berbeda dengan dua nama tersebut, elektabilitas Ketua DPR Puan Maharani justru mulai merangkak naik. Sebelumnya, politisi PDI-P tersebut hanya meraih elektabilitas 1,4 persen namun kini naik hingga 3,0 persen.

Secara lengkap, posisi empat dan lima besar masing-masing ditempati Anies Baswedan dengan raihan elektabilitas 9,0 persen dan Ridwan Kamil 4,7 persen. Selanjutnya Sandiaga Uno 2,9 persen, Erick Thohir 2,3 persen dan Agus Harimurti Yudhoyono 2,0 persen.