Mantan Presiden Rusia Sebut Sanksi Barat Tidak akan Mempengaruhi Pemerintah Kremlin
Dmitry Medvedev bersama Vladimir Putin. (Wikimedia Commons/Goverment.ru)

Bagikan:

JAKARTA - Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menyebut percaya sanksi Barat terhadap bisnis Rusia akan memengaruhi Pemerintah Moskow, sebagai suatu hal yang bodoh, Hari Jumat.

Kepada kantor berita Rusia RIA dalam sebuah wawancara Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia ini mengatakan, sanksi hanya akan mengkonsolidasikan masyarakat Rusia, tidak menyebabkan ketidakpuasan populer dengan pihak berwenang.

Barat telah memberlakukan serangkaian sanksi terhadap Rusia setelah invasinya ke Ukraina. Sementara, Kremlin akan tetap melanjutkan serangannya yang sudah berjalan selama sebulan, untuk mencapai tujuannya, demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina.

Beberapa sanksi secara khusus menargetkan pengusaha miliarder yang diyakini dekat dengan Presiden Vladimir Putin.

"Mari kita bertanya pada diri sendiri: dapatkah salah satu dari pengusaha besar ini memiliki pengaruh kuantum terkecil dari posisi kepemimpinan negara?" kata Medvedev seperti melansir Reuters 25 Maret.

"Saya secara terbuka memberi tahu Anda: tidak, tidak mungkin," tegasnya mengenai dampak sanksi terhadap Pemerintah Moskow.

Lebih jauh Medvedev mengatakan, hasil jajak pendapat menunjukkan tiga perempat dari warga Rusia mendukung keputusan Kremlin untuk melakukan operasi militer di Ukraina, bahkan lebih mendukung Presiden Vladimir Putin.

Dalam kesempatan tersebut, dia juga mengecam orang-orang Rusia yang berbicara menentang invasi saat tinggal di luar Rusia.

"Anda bisa tidak puas dengan beberapa keputusan pihak berwenang, mengkritik pihak berwenang, ini normal," tukasnya.

"Tetapi, Anda tidak dapat mengambil sikap melawan negara dalam situasi yang sulit, karena ini adalah pengkhianatan," tandasnya.

Untuk diketahui, ribuan orang awal bulan ini ditahan lantaran mengikuti aksi unjuk rasa di seluruh Rusia terhadap invasi Putin ke Ukraina, menurut sebuah kelompok pemantau protes independen.