Bagikan:

TANGSEL - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap tersangka teroris, RS di Kawasan Gunung Sindur, Kabupaten Jawa Barat, Selasa, 15 Maret.

Ketua RT 03/03, Yusuf Supriadi mengatakan bahwa pihak Densus 88 selain mengamankan tersangka, mereka juga menyita buku-buku bertemakan jihad dan senjata tajam berjenis sangkur.

"Ya kalo enggak salah ada 5 item. Pokoknya buku ada. Yang dibawa kaya sangkur, tulis-tulisan kaya buku jihad," Kata Yusuf saat ditemui di Jalan Swadaya 3/3, Serpong, Tangerang Selatan, Kamis 24 Maret.

Yusuf juga mengungkapkan, bila RS pernah ditangkap oleh Densus 88 Antiteror pada tahun 2018, kemudian dia dibebaskan tahun 2020.

"Ini penangkapan yang kedua kali. Sebelumnya teroris juga sama. Sekitar tahun 2018," ucap Yusuf.

Yusuf mengaku kaget saat mengetahui RS kembali ditangkap. Pasalnya, dia berjanji akan berubah dan tidak akan ikut campur dalam kegiatan teroris hal-hal tersebut.

"Pas baru keluar, saya sudah bilangin. Untuk tidak mengulang lagi, terus buka lembaran baru dengan hal-hal baik," katanya.

Lebih lanjut, Yusuf menilai RS dikenal sebagai pribadi yang tertutup. Namun, kepada tetangga sekitar, RS orang yang ramah.

"Dia tinggal di sini sudah sekitar 5 tahunan sama ibu dan adiknya. Baik juga orangnya tidak ada yang mencurigakan," ungkapnya.

Masih diceritakan Yusuf, RS merupakan tulang punggung keluarga dan dia bekerja sebagai pegawai restoran.

"Dia tulang punggung. Kasihan ibunya padahal dia yang bisa diharapkan ibunya untuk biaya sehari-hari," tuturnya.

Menurutnya, kehidupan keluarga RS sangat memprihatikan. Apalagi, selama RS mendekam di penjara tahun 2018 hingga 2020 lalu.

"Hidupnya pas-pasan. Kasihan saja sama ibu dan adiknya," ungkap Yusuf.

Terlebih lagi, lanjut Yusuf, belum lama ini ayah dari RS meninggal dunia. Menurutnya ini ujian yang terus datang terhadap keluarganya.

"Baru aja ayahnya meninggal, baru 40 harianlah. Ini cobaan bertubi-tubi bagi ibu dan adik korban," pungkasnya.

Diketahui, RS, tersangka teroris merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. Dirinya tinggal bersama ibu dan adik bungsunya. Sementara satu adik lainnya sudah tinggal dengan suaminya.