JAKARTA - Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern, meminta maaf karena berswafoto dengan pendukungnya tanpa mengenakan masker. Ardern juga lalai dengan melanggar aturan social distancing dengan sekelompok mahasiswa pada Kamis pekan lalu.
Melansir CNN, Rabu 23 September, cuplikan foto Ardren yang berswafoto tanpa menggunakan masker dan melanggar jarak sosial dikritik sejumlah pihak. Mengingat sebelumnya Ardren telah mengumumkan aturan lockdown akan tetap dilakukan di Auckland.
"Sepanjang jalur kampanye dan bahkan sebelumnya selama pengaturan tingkat siaga, saya bekerja sangat keras untuk tidak berjabat tangan. Saya membersihkan diri, saya memakai masker di Auckland. Dan saya bekerja keras untuk mencoba dan melakukan jaga jarak sosial," kata Ardern.
PM Jacinda Ardern admits she 'made a mistake' with group photohttps://t.co/zGGKmLZoM2 pic.twitter.com/SoCjrzSIft
— Newstalk ZB (@NewstalkZB) September 21, 2020
"Dalam foto itu saya melakukan kesalahan, saya seharusnya melangkah lebih jauh ke depan. Saya seharusnya memintanya untuk menjauh satu sama lain, dan saya mengakui itu," katanya.
"Sulit," tambahnya, ia lalu berjanji untuk "mengikuti saat-saat canggung di mana akan menolak berjabat tangan."
Pemimpin Partai Nasional Selandia Baru Judith Collins, juga ikut mengomentari hal tersebut. Collins yang juga tengah berkampanye, mengatakan dalam konferensi pers bahwa dia "terhuyung" melihat foto pemimpin Partai Buruh tersebut tanpa masker dan tanpa jaga jarak sosial.
Seorang politisi oposisi juga mengkritik Ardern karena berswafoto sangat dekat dengan mahasiswa saat berkampanye. Secara tidak langsung ia mengatakan bahwa orang yang membuat aturan jaga jarak sosial justru yang melanggar aturan tersebut.
"Bisnis perhotelan tidak dapat menghasilkan uang di Level 2 karena aturan jaga jarak sosial. Sementara itu, orang yang bertanggung jawab atas aturan melayani diri sendiri dan tidak menjaga jarak sosial," kata David Seymour.
BACA JUGA:
Di sisi lain, proses pemilu Selandia Baru yang harusnya dilaksanakan pada bulan lalu itu terpaksa ditunda karena pandemi COVID-19. Di mana Ardren telah mendapat mayoritas dukungan dari Partai Nasional dan buruh dalam jajak pendapat.
Berbicara tentang COVID-19 di Selandia Baru, Ardern mengatakan pemerintahannya secara kolektif telah berhasil mengendalikan virus dengan tidak adanya laporan kasus baru selama tujuh hari terakhir. Sehingga Ardren mengklaim bisa segera mengambil keputusan untuk mencabut aturan lockdown di kotanya.