Di Hadapan Dunia Internasional, Jokowi Tegaskan Soal Kesetaraan Vaksin
Presiden Joko Widodo (Foto: Sekretariat Kabinet RI)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo menegaskan semua negara berhak mendapatkan akses yang setara terhadap vaksin COVID-19. Hal ini dia sampaikan dalam pidatonya yang pertama kali di Sidang Majelis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dia menyebut vaksin adalah sebuah perubahan di tengah pandemi COVID-19 seperti sekarang ini. Sehingga semua negara harusnya bekerja sama agar tercipta akses yang setara.

"Vaksin adalah game changer dalam perang melawan pandemi. Kita harus bekerja sama untuk memastikan bahwa semua negara mendapatkan akses yang setara terhadap vaksin yang aman dengan harga terjangkau," kata Jokowi dalam rekaman pidatonya yang ditayangkan secara langsung di akun YouTube Sekretariat Presiden, Rabu, 23 September. 

Jokowi menegaskan, Indonesia akan selalu berusaha mengedapankan spirit saling menguntungkan semua pihak tanpa meninggalkan siapapun dan akan selalu berusaha menjadi bagian dari solusi permasalahan yang ada.

"No one, no country should left behind," tegasnya.

Dalam jangka panjang, dia mengingatkan, negara internasional dapat memperkuat tata kelola kesehatan. Selain itu, ketahanan kesehatan dunia berbasis pada ketahanan kesehatan nasional akan menjadi ipenentu masa depan dunia.

Di hadapan para pemimpin internasional, Jokowi juga mengingatkan PBB untuk selalu berbenah dan siap melakukan reformasi hingga efisiensi. Forum ini, kata dia, garus mampu membuktikan pendekatan multilaterisme terus terjadi. Termasuk di tengah krisis seperti yang dihadapi negara-negara saat ini akibat pandemi COVID-19.

Jokowi menyebut, multilaterisme adalah satu-satunya jalan yang dapat memberikan kesetaraan terhadap bangsa yang satu dengan bangsa yang lainnya.

Selain itu, dia mengingatkan kepemimpinan dunia harus makin diperkuat. Jangan sampai semua pihak melupakan semua punya tanggung jawab dan harus berkontribusi pada perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan dunia.

"Di sinilah dituntut peran PBB untuk memperkokoh colective global leadership. Dunia membutuhkan spirit kolaborasi dan kepemimpinan global yang kuat untuk mewujudkan kepemimpinan yang lebih baik," ungkapnya.

Sisi ekonomi juga turut dibahas Jokowi. Dia memandang bahwa reaktivasi kegiatan ekonomi secara bertahap harus mulai dilakukan dengan melakukan koreksi terhadap kelemahan-kelemahan global supply chain yang ada saat ini. Aktivasi ekonomi harus terus memprioritaskan kesehatan warga dunia.

“Dunia yang sehat, dunia yang produktif harus menjadi prioritas kita. Semua itu dapat tercapai jika kita semua bekerja sama, bekerja sama, dan bekerja sama. Mari kita memperkuat komitmen dan konsisten menjalankan komitmen untuk selalu bekerja sama,” ujarnya.

Diketahui, inilah pidato pertama bagi Presiden Jokowi tampil di PBB, selama dia menjabat (2014-2020). Karena pada pelaksanaan sebelumnya, Indonesia diwakili oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Dalam rangkaian acara Sidang Majelis Umum PBB ini, Jokowi juga akan berpidato pada sesi Debat Umum, atau sesi penyampaian pandangan para pemimpin negara di dunia.

Selain Jokowi, sejumlah menteri dari Kabinet Indonesia Maju juga akan ikut menyampaikan pidato secara virtual. Mereka yang akan berpidato adalah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, serta Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang.