JAKARTA - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) mendukung usulan Dr R Soeharto sebagai Pahlawan Nasional atas perjuangan dan pengabdiannya.
Dukungan tersebut dimatangkan melalui seminar nasional yang diselenggarakan IDI, PKBI berkolaborasi bersama Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (ILUNI FKUI) dan keluarga almarhum Dr R Soeharto secara hybrid dari Gedung Imeri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, hari ini.
"Beliau mewariskan sederet prestasi, termasuk mendirikan PKBI yang juga merupakan cikal bakal kelahiran BKKBN di seluruh Indonesia," kata Ketua Umum PKBI, Dr Ichsan Malik dikutip dari Antara, Selasa, 21 Februari.
Menurut Ichsan, Dr R Soeharto yang merupakan dokter kepresidenan pada masa Presiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia Soekarno dan Mohammad Hatta, juga berjasa membangun gerakan Keluarga Berencana.
"Beliau juga multi talenta, aktif bergerak dalam bidang pemerintahan, pendidikan dan keuangan, karena turut menjadi pendiri BNI, di bidang ketahanan sebagai kepala administrasi Kemenhan dengan pangkat Mayor Jenderal Kehormatan," tambah dia.
Hal senada disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar IDI Dr Daeng M Faqih bahwa sejarah IDI tidak bisa lepas dari jasa-jasa Dr R Soeharto, antara lain mempertemukan perkumpulan tabib dan perkumpulan dokter Indonesia dan menggelar muktamar pertama.
"Bahkan, kata ikatan dari IDI murni usulan dari Dr Soeharto," ujar Daeng Fakih.
Acara tersebut merupakan kelanjutan dari seminar lokal yang telah dilakukan pada 22 Desember 2022 di Kabupaten Klaten sebagai daerah pengusul.
Jasa-jasa Dr Soeharto yang lahir pada 1908 dan meninggal di Jakarta pada 30 November 2000 tersebut, antara lain pada masa pergerakan nasional, sebagai anggota Jong Islaminten Bond, kemudian pengurus besar Jong Java yang turut serta dalam Kongres Pemuda II 1928 yang melahirkan Sumpah Pemuda.
Perjuangan pada masa pendudukan Jepang, di bagian kesehatan Poesat Tenaga Rakyat (PUTERA) dan keterlibatan Dr R Soeharto pada babak penting dalam sejarah Indonesia, yaitu pada 12 Agustus 1945 menyertai Soekarno, M Hatta, dan KRT Radjiman Wedyodiningrat dalam penerbangan genting menemui Jenderal Terauchi ke Dalat dan Saigon guna membicarakan janji kemerdekaan untuk Indonesia.
Peran dan profesionalitas Dr R Soeharto dalam mengambil tindakan medis yang tepat terhadap kesehatan Soekarno, menjelang pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Tindakan medis ini sangat menentukan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tetap bisa dilaksanakan sesuai waktu yang direncanakan, yaitu pada pukul 10.00 WIB tanggal 17 Agustus 1945.
Peran dan perjuangan Dr R Soeharto pada masa sekitar Proklamasi Kemerdekaan dari melengkapi daftar anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), memfasilitasi pertemuan-pertemuan rahasia Presiden Soekarno di rumah pribadinya di Kramat Raya 128, antara lain dengan Tan Malaka.
BACA JUGA:
Selain itu, perjuangan sebagai bendahara, wakil ketua/ketua Fonds Kemerdekaan Indonesia yang mampu mengumpulkan, mengelola dan mendistribusikan dana di lembaga ini sesuai dengan fungsi dan peruntukannya, sehingga berita mengenai proklamasi kemerdekaan Indonesia dapat disebarluaskan ke berbagai penjuru Indonesia, Tanah Air melalui pencetakan poster-poster dan pengiriman kurir-kurir kemerdekaan.
"Alhamdulillah niat kami untuk memuliakan orangtua dan mengungkapkan keteladanan dari perjuangannya agar tersebar luas menjadi bahan pembelajaran yang bermanfaat dan menginspirasi banyak pihak, terutama generasi muda untuk menghargai sejarah dan bersemangat dalam membangun dan memajukan Indonesia Raya mendapat dukungan banyak pihak," ujar Dewi Kamaratih Soeharto, putri almarhum Dr R Soeharto.