Erick Thohir Bantah Pentingkan Ekonomi daripada Kesehatan, Ini 10 Buktinya
Menteri BUMN, Erick Thohir. (Foto: Instagram @erickthohir)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan pengumuman penerapan PSBB di DKI Jakarta menyebabkan pasar saham kembali negatif. Hal ini menuai berbagai kritik, pemerintah dianggap hanya mementingkan ekonomi dibanding kesehatan.

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan PEN Erick Thohir membantah bahwa fokus pemerintah hanya pada sektor perekonomian. Menurut dia, komite telah memiliki peta jalan untuk menangani pandemi.

"Kami di komite, tidak pernah bicara ekonomi didahulukan. Bisa dilihat prioritas bekerja kami adalah Indonesia sehat, di situ juga memastikan bagaimana rakyat aman dari COVID-19 dan juga reformasi layanan kesehatan ini yang menjadi kunci," tuturnya, dalam acara 'Orasi Ilmiah Dies Natalis 63 Tahun Universitas Padjajaran', Jumat, 11 September.

Kemudian, kata Erick, Indonesia bekerja adalah step selanjutnya setelah Indonesia sehat. Di mana kata dia, pemberdayaan, percepatan dan penyerapan tenaga kerja menjadi fokusnya.

"Baru kita bisa mengharapkan yang namanya di Indonesia tumbuh, pemulihan dan transformasi ekonomi Indonesia. Kata transformasi di sini penting, karena kita dalam kondisi seperti ini jangan hanya bicara tanpa usulan jangka pendek, tetapi juga memastikan transformasi terjadi juga di industri ekonomi. Seperti juga yang namanya reformasi di dunia kesehatan," ucapnya.

Erick pun merinci program-program yang menjadi fokus pemerintah terkait Indonesia sehat. Pertama, satu sosialisasi perubahan perilaku secara luas melibatkan semua stakeholder dan komunitas masyarakat.

Kedua, merencanakan program kerja sama pembuatan dan pendistribusian vaksin dan obat-obatan pembentuk antibodi dan daya tahan tubuh dalam waktu 1 tahun ke depan.

"Karena itu juga tentu kami melakukan program vaksinasi dan juga memastikan adanya eskalasi tambahan tes. Alhamdulillah di Jakarta tesnya sendiri sudah lebih tinggi dari rata-rata provinsi lain. Kami harapkan beberapa provinsi juga menyusul," ucapnya.

Keempat, terapi penyembuhan. Kelima, mengubah zona merah menjadi kuning dan hijau dengan prioritas 8 provinsi.

"Karena itu 8 provinsi yang sekarang menjadi fokus, karena ini kontribusi daripada hampir 70 persen pasien COVID-19 dan juga 8 provinsi yang berkontribusi hampir 65 persen dari ekonomi Indonesia ini menjadi skala prioritas," jelasnya.

Keenam, kata Erick, mempersipkan masyarakat dan pilkada aman COVID-19. Khususnya, kata dia, untuk daerah yang akan melangsungkan hajatan pilkada 2020.

"Kemarin di operasi yustisi kita juga menekankan kepada situasi pilkada dan statement kami termasuk saya sendiri sangat keras. Jangan kita bicara sukses pilkada, tetapi gagal penanganan COVID-19, karena ini bisa menjadi gelombang ketiga yang sangat membahayakan," ucapnya.

Erick mengatakan, para calon calon pemimpin daerah harus perduli dengan keamanan COVID-19. Jangan hanya mengutamakan terpilih tetapi mengorbankan fatality rate atau tingkat kematian yang sudah disampaikan sebelumnya.

Ketujuh, quick win program. Lalu, kedelapan, kemanfaatan satu data untuk penanganan COVID-19 dan kesehatan.

"Karena itu juga bersamaan dengan Indonesia sehat ini, kita juga melakukan bagaimana pemanfaatan suatu data. Jadi jangan beda-beda terus, data Menteri Kesehatan, data kepala provinsi, yang sehingga sulit untuk kita mengambil kebijakan," tuturnya.

Kesembilan, memaksimalkan juga peran layanan kesehatan primer. "Puskesmas sebagai ujung tombak kita harus aktifkan kembali," tuturnya.

Kesepuluh, pengkhususan rumah sakit sebagai layanan COVID-19 di setiap daerah juga terus tingkatkan. Lalu, kesebelas, pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau, pendekatan keluarga.

"Pengendalian penyakit tidak menular terintegrasi, percepatan kemandirian alat kesehatan dan obat dalam negeri, dan lain-lainnya. Ini kita coba lakukan," ucapnya.