Pernyataan Airlangga adalah Cerminan Pemerintah yang Mengutamakan Ekonomi daripada Kesehatan
Tangkap layar Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Mery Handayani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Pernyataan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto terkait anjloknya indeks harga saham gabungan (IHSG) akibat pengumuman pemberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, menuai kritik.

Anggota Komisi XI DPR Kamrussamad menilai, pernyataan Airlangga mencermikan sikap pemerintah pusat yang terlalu fokus ke sektor ekonomi ketimbang kesehatan.

"Pernyataan Menko Perekonomian cermin pola pikir pemerintah yang melihat ekonomi lebih penting dari kesehatan dan keselamatan jiwa rakyat," tuturnya, dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Kamis, 10 September.

Kamrussamad menilai, pola pikir tersebut menjadi permasalahan utama dalam penanganan pandemi COVID-19 selama ini di Tanah Air. Sejak awal, pemerintah takut menerapkan PSBB karena mempertimbangkan sektor ekonomi.

"Ini merupakan problem utama sejak awal, takut lockdown akhirnya di-lockdown oleh puluhan negara. Takut perpanjang PSBB, akhirnya virus membuat peternakan sendiri dalam transmisi setiap komunitas warga," katanya.

Menurut Kamrussamad, IHSG yang fluktuatif di masa pandemi COVID-19 merupakan hal yang biasa. Dalam kondisi krisis saat ini, kata dia, semua pihak lebih baik menahan diri untuk tidak saling menyalahkan satu sama lain.

"Pemerintah sendiri yang mengatakan bahwa kita dalam situasi extraordinary. Artinya sewaktu-waktu bisa terjadi turbulensi ekonomi nasional, apalagi pasar modal seperti IHSG," ujarnya.

Lebih lanjut, Kamrussamad menilai, keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberlakukan kembali PSBB di Ibu Kota merupakan langkah tepat. Sebab, menurut dia, rumah sakit DKI sudah penuh pasien COVID-19.

"Karena dari 34 Propinsi baru DKI yang memenuhi standar jumlah spesimen warga yang ditentukan oleh WHO 1 banding 1.000, hasilnya semua rumah sakit penuh pasien COVID-19. Bagaimana dengan provinsi lain?," katanya.

Sebelumnya, Airlangga Hartarto menyebut rem darurat dalam hal ini penerapan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diumumkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebabkan sentimen negatif terhadap pasar modal.

Airlangga menilai, keputusan yang diambil Anies ini memengaruhi gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Padahal, menurut dia, sebelumnya kinerja indeks saham sudah mulai bergerak ke arah positif.

"Karena hari ini indeks (IHSG) masih ada ketidakpastian karena pengumuman Gubernur DKI tadi malam. Sehingga indeks tadi pagi sudah di bawah Rp5.000," tuturnya, dalam acara Rakornas Kadin Indonesia, di Jakarta, Kamis, 10 September.

IHSG pada perdagangan di bursa efek Indonesia (BEI) turun tajam. Pagi ini, pada pukul 10.36 WIB IHSG turun tajam sebesar 5 persen pada level 4.892,87 atau turun 257,49 poin.

Airlangga mengatakan, keputusan Anies untuk menarik rem darurat sangat berpengaruh terhadap perekonomian. Sebab, kata dia, kinerja perekonomian tak hanya dipengaruhi oleh kondisi fundamental, namun juga kepercayaan masyarakat dan publik.

"Namun kita harus melihat gas dan rem ini, kalau digas atau rem mendadak itu tentu harus kita jaga confident publik. Karena ekonomi tidak hanya fundamental, tapi juga sentimen, terutama untuk sektor capital market," tutur