Bagikan:

JAKARTA - Jumlah kasus positif COVID-19 terus bertambah setiap harinya. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk menekan penyebaran virus corona baru, salah satunya dengan menyediakan vaksin COVID-19. 

Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir mengatakan, sektor kesehatan menjadi prioritas pemerintah dalam penanganan COVID-19. Khususnya untuk 8 provinsi yang berkontribusi menyumbang hampir 70 persen pasien COVID-19.

Menurutnya, sosialisasi perubahan perilaku harus dilakukan secara luas dan didukung oleh seluruh stakeholder dan masyarakat. Jika tidak, Erick menilai akan sulit bagi Indonesia menurunkan angka kasus positif COVID-19.

"Saya dengan segala tidak ada maksud menakut-nakuti, tentu semua itu kan harus kita buka secara transparan. Kita tidak akan melihat penurunan ini secara signifikan kalau perubahan perilaku, kita tidak lakukan bersama-sama," ujarnya, dalam acara 'Orasi Ilmiah Dies Natalis 63 Tahun Universitas Padjajaran', Jumat, 11 September.

Menurut Erick, jika berkaca pada penambahan kasus baru postif COVID-19 per hari yang menembus angka 3.000, bukan tidak mungkin jumlah kasus positif hingga akhir tahun dapat mencapai ratusan ribu.

"Kalau kita asumsi jelek saja 3.000 per hari, di akhir Desember ini bisa 500 ribu. Ini sebuah kenyataan yang harus kita hadapi," tuturnya.

Erick mengatakan, dengan adanya produksi vaksin pada akhir tahun dan mulai didistribusikan pada awal tahun 2021, pemerintah berharap dapat menekan penyebaran COVID-19 di Tanah Air.

"Tentu kita harapkan dengan adanya vaksinasi bisa menurunkan (angka positif COVID-19)," tuturnya.

Di samping itu, Erick menekankan, Indonesia masih jauh lebih baik dalam penanganan COVID-19 jika dibandingkan dengan negara yang lain. Meskipun jumlah kasus positif baru terus bertambah setiap harinya.

"Tentu sudah jauh lebih baik dibandingkan beberapa negara, kalau kita bandingkan dengan India, Brasil, dan Amerika kita jauh lah. Tetapi tidak mau kita terus mendekat," katanya.

Tapi Indonesia menurut dia bisa saja menyurul India yang dalam kurun waktu 12 hari mendapat tambahan 1 juta kasus baru postif COVID-19, jika masyarakat tak disiplin menjalankan protokol kesehatan.

"Kalau kita lihat Brasil dan India di 4 jutaan sekarang. Bahkan India mendapat tambahan 1 juta dalam tempo 12 hari. Bukan sesuatu yang tidak mungkin, kita sendiri kalau kita tidak disiplin masyarakatnya, kita akan melihat angka-angka yang sangat tinggi di awal tahun depan," tutur Erick.

Erick mengatakan, kedisiplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan sangat menentukan nasib Indonesia. Karena itu, Erick meminta agar disiplin protokol kesehatan. 

"Kesehatan menjadi kunci. Bagaimana kampanye masker, mencuci tangan menjaga jarak yang harus didukung oleh seluruh rakyat Indonesia. Ini hal yang prioritas," katanya.