Data Terbaru 10 September, 109 Dokter Meninggal Akibat COVID-19
Ilustrasi bahaya COVID-19 di Jakarta (Foto Achmad)

Bagikan:

JAKARTA - Dokter menjadi garda terakhir penanganan COVID-19 yang semakin merajalela penyebarannya di Indonesia. Tapi jumlah dokter yang gugur akibat terinfeksi penyakit ini pun semakin bertambah banyak.

Ikatan Dokter Indonesia kembali merilis jumlah dokter di seluruh Indonesia yang meninggal akibat COVID-19. Data terbaru per 10 September, jumlah dokter yang meninggal --atau kami lebih suka menyebut dengan kata gugur-- akibat COVID-19 sudah mencapai 109 jiwa.

Ada banyak cara bagaimana virus itu bisa masuk ke tubuh para dokter. Dengan beban kerja yang sudah di luar logika, fisik para dokter yang lemah membuat pertahanan tubuh mereka menjadi sangat rentan terhadap penyebaran virus ini.

Terpaparnya dokter terhadap COVID-19 bisa saja saat merawat pasien di ruang perawatan seperti ruangan isolasi dan ICU. Atau kala dokter melakukan tindakan medis terhadap pasien yang ternyata belakangan diketahui kalau pasiennya itu terinfeksi COVID-19.

"Gambaran ini menunjukkan bahwa pekerjaan dokter saat ini memiliki risiko yang sangat tinggi untuk terpapar COVID-19 di samping juga angka OTG ( asimptomatik carier) yang tinggi," kata dr Adib Khumaidi, SpOT - Ketua Tim Mitigasi PB IDI yang memimpin pelaksanaan survei ini, Jumat, 11 September dalam keterangan tertulisnya.

dr Adib Khumaidi meminta pemerintah bisa bersikap tegas untuk menindak masyarakat, siapa pun dia, yang tidak patuh dalam menerapkan protokol kesehatan. Tapi ini akan sia-sia jika kepatuhan protokol kesehatan tidak dimulai dari para aparat pemerintah yang memberi contoh dalam aktifitas sehari-hari. 

"Selain itu, upaya yang perlu dilakukan adalah proteksi di semua layanan dengan penerapan 3T yang lebih tegas lagi: peningkatan upaya preventif dengan penerapan protokol kesehatan dengan melibatkan kelompok sosial masyarakat sebagai kontrol menjadi satu prioritas untuk menekan laju penyebaran virus," beber dr Adib Khumaidi

"Sedangkan untuk penguatan  Treatment dilakukan dengan mapping/ pemetaan kemampuan faskes, menata dan meningkatkan kapasitas rawat dengan screening atau penapisan yang ketat terhadap pasien, zonasi di fasilitas kesehatan, serta clustering atau pengkhususan rumah sakit rujukan atau yang menangani Covid," tutup dia lagi.

Jumlah dokter terbanyak yang gugur ada di Jawa Timur sebanyak 29 dokter. Lalu di Sumatera Utara (20 dokter), DKI Jakarta (13 dokter), Jawa Barat (10 dokter), Jawa Tengah (8 dokter). Sedangkan di Aceh, Banten, NTB dan Papua Barat, ada 1 dokter yang meninggal. 

Awal Agustus lalu, Pengurus Besar IDI menyebutkan, ada 72 dokter yang meninggal akibat Covid-19.  Berarti lebih dari sebulan, ada penambahan 30 dokter lebih yang gugur akibat COVID-19.

Banyak perumahan yang melakukan lockdown mandiri untuk mencegah penyebaran COVID-19 (Angga Nugraha)