JAKARTA - Pandemi COVID-19 yang menyebar di 215 negara menyebabkan persoalan kesehatan dan ekonomi yang rumit secara bersamaan. Pasalnya tak ada satu pun negara yang memiliki pengalaman dalam menangani krisis seperti saat ini.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, negara maju maupun berkembang sama-sama tidak siap menghadapi tantangan yang ditimbulkan akibat pandemi COVID-19. Namun, ia menekankan, COVID-19 merupakan masalah extraordinary atau luar biasa yang tentunya juga harus dihadapi dengan cara yang luar biasa pula.
"Tantangan yang extraordinary, harus dihadapi dengan strategi yang extraordinary juga. Mindset kita harus berubah, budaya kerja harus berubah, cara kerja kita juga harus berubah," tuturnya, dalam acara 'Orasi Ilmiah Dies Natalis 63 Tahun Universitas Padjajaran', Jumat, 11 September.
COVID-19 menurut Jokowi juga memaksa adanya perubahan dalam tatanan kehidupan sehari-hari. Dari standar yang dulu dianggap tidak wajar, saat ini justru menjadi keharusan.
"Kita harus jaga jarak, pakai masker, pakai faceshield, kita bekerja dari rumah, bahkan kuliah dari rumah, dan bersilaturahmi secara virtual. Dulu semua yang tidak wajar, jadi keharusan,” kataya.
BACA JUGA:
Bahkan, kata Jokowi, COVID-19 membuat standar normalitas berubah. Bukan hanya normalitas terkait kesehatan tetapi budaya kerja dan cara kerja.
"Sekarang inilah saatnya kita memperkenalkan standar normalitas baru dalam kehidupan profesionalitas kita," ujar dia.
Di samping itu, Jokowi meminta para dosen memberikan fasilitas yang baik untuk para mahasiswa. Dalam kondisi saat ini, proses belajar harus dilakukan dengan berbagai cara.
"Dosen yang baik adalah dosen yang memfasilitasi mahasiswanya belajar dengan siapa saja, melalui media apa saja, dan kapan saja. Perguruan tinggi yang baik adalah perguruan tinggi yang membangun ekosistem merdeka belajar dan memanfaatkan materi dan media belajar yang terbuka luas," tutur Jokowi.
Menurut Jokowi, perguruan tinggi harus merumuskan standar normalitas berbagai kebijakan tentang program prioritas perguruan tinggi, alokasi anggaran, infrastrukturnya, termasuk SOP baru.
Tidak hanya itu, di bidang penelitian juga harus ada standar normalitas baru. Penelitian di era digital harus dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat.
"Bagaimana inovasi digitalisasi dalam jilid ke IV ini bisa dimanfaatkan kemandirian energi di berbagai sektor, kita tidak boleh terjebak dalam rutinitas dan perubahan, kita harus terus mengembangkan inovasi dan teknologi," katanya.