JAKARTA - Italia akan segera mengumumkan jadwal untuk menghentikan pembatasan COVID-19, Perdana Menteri Mario Draghi mengatakan pada hari Rabu, ketika lonjakan kasus yang dipicu oleh varian Omicron yang sangat menular mulai melambat.
Italia telah mencatat lebih dari 147.000 kematian terkait dengan virus corona dan 11,23 juta kasus infeksi sejak pandemi COVID-19 melanda dunia sejak dua tahun lalu.
Banyak pembatasan, termasuk pembatasan transportasi, bar dan restoran, telah dilonggarkan untuk yang divaksinasi, sementara pembatasan ketat tetap berlaku bagi mereka yang tidak disuntik. Penggunaan masker wajib dilakukan di luar ruangan.
"Dalam beberapa minggu mendatang, kami akan melanjutkan jalur pembukaan kembali ini. Berdasarkan bukti ilmiah. Kami akan mengumumkan jadwal untuk mencabut pembatasan saat ini," kata Draghi seperti dikutip oleh kantornya pada rapat kabinet, melansir Reuetrs 3 Februari.
Kampanye vaksinasi COVID-19 yang digelar Pemerintah Italia telah berhasil secara luas, dengan lebih dari 80 persen orang telah menerima dua suntikan, sementara lebih dari 57 persen telah menerima dosis penguat ketiga.
PM Draghi mengatakan validitas kartu kesehatan COVID-19, menunjukkan seseorang divaksinasi atau baru saja pulih dari penyakit, akan terbuka bagi mereka yang mendapat dosis ketiga. Kartu ini diperlukan untuk mendapatkan akses ke sebagian besar aktivitas.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, sebelumnya Pemerintah Italia telah bergerak pada Hari Rabu untuk melonggarkan aturan karantina di sekolah, bagi siswa yang telah menerima vaksinasi COVID-19.
Namun, menandakan berlanjutnya gesekan dalam koalisi, para menteri dari partai Liga sayap kanan menolak untuk ambil bagian dalam pemungutan suara terakhir. Seorang menteri Liga mengatakan, partai itu menentang tindakan yang mendiskriminasi anak-anak yang tidak divaksinasi.