Imbau Taliban Bebaskan Veteran Marinir AS yang Disandera, Presiden Biden: Ini Tidak Bisa Dinegosiasikan
Presiden Amerika Serikat Joe Biden. (Wikimedia Commons/The White House)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Hari Minggu meminta penguasa Taliban Afghanistan, untuk membebaskan seorang insinyur sipil AS yang diculik dua tahun lalu, diyakini sebagai sandera Amerika terakhir yang ditahan oleh Taliban.

Mark Frerichs, veteran Angkatan Laut AS berusia 59 tahun dari Lombard, Illinois, yang bekerja di Afghanistan selama satu dekade pada proyek-proyek pembangunan. Dia diculik sebulan sebelum kesepakatan penarikan pasukan AS pada Februari 2020 ditandatangani, dipindahkan ke jaringan Haqqani, sebuah faksi Taliban brutal yang dituduh melakukan beberapa serangan paling mematikan dalam perang.

Untuk diketahui, Hari Senin ini menandai dua tahun Frerichs berada di bawah penyanderaan Taliban.

"Mengancam keselamatan orang Amerika atau warga sipil tak berdosa selalu tidak dapat diterima, dan penyanderaan adalah tindakan kekejaman dan kepengecutan tertentu," kata Biden dalam sebuah pernyataan, mengutip Reuters 31 Januari.

"Taliban harus segera membebaskan Mark sebelum dapat mengharapkan pertimbangan aspirasinya untuk legitimasi. Ini tidak bisa dinegosiasikan," tegasnya.

Presiden Biden menarik pasukan AS keluar dari Afghanistan pada Agustus tahun lalu, dalam penarikan kacau yang mengundang kritik tajam dari Partai Republik dan Partai Demokrat pendukungnya, serta sekutu asing dan menusuk peringkat persetujuannya.

Sementara, keluarga Frerichs telah mengkritik pemerintah AS karena tidak menekan lebih keras untuk mengamankan pembebasannya. Minggu lalu, saudara perempuannya, Charlene Cakora, membuat permohonan pribadi kepada Biden dalam sebuah opini Washington Post berjudul, "Presiden Biden, tolong bawa pulang saudaraku, orang Amerika terakhir yang disandera di Afghanistan."

Untuk diketahui, Amerika Serikat telah mengangkat kasus Frerich dalam setiap pertemuan dengan Taliban, kata Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan. "Kami meminta Taliban untuk membebaskannya. Kami akan terus bekerja untuk membawanya pulang," cuit Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah unggahan Twitter.

Pejabat AS dan Taliban bertemu untuk pertama kalinya sejak penarikan pada Oktober di Doha, Qatar, yang telah menjadi tuan rumah pembicaraan di Afghanistan yang mengarah pada penarikan pasukan.

Ada pun Emir Qatar akan mengunjungi Gedung Putih pada Hari Senin, untuk membahas berbagai masalah yang akan mencakup keamanan energi global, Gedung Putih mengatakan pekan lalu.