Bagikan:

JAKARTA - Sempat tertunda, PDI Perjuangan akan mengumumkan calon wali kota Surabaya yang akan diusungnya. Pengumuman yang sebenarnya dilakukan pada pekan lalu ini tertunda karena disebut-sebut adanya gangguan teknis.

"Puncak pengumuman calon dilakukan dalam Rapat DPP PDI Perjuangan yang dinyatakan terbuka untuk umum dan dilakukan secara daring pada pukul 14.00 WIB," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Rabu, 2 September.

Adapun alasan menjadikan kota pahlawan ini sebagai puncak pengumuman calon kepala daerah karena PDIP menempatkan Surabaya sebagai panggung politik utama setelah Jakarta. Menurut Hasto, Surabaya bukan hanya menjadi kota terbesar kedua di Indonesia tapi juga menjadi kota yang memiliki deretan prestasi.

"Surabaya sangat layak ditempatkan sebagai puncak pengumuman calon kepala daerah dan wakil kepala daerah PDI Perjuangan karena di kota inilah semangat nasionalisme dan patriotisme tumbuh subur," ujarnya.

Dalam menentukan calon wali kota yang bakal diusung, Hasto memastikan partai berlambang banteng tersebut sangat berhati-hati. Apalagi, selama ini kepemimpinan kadernya, Tri Rismaharini bersama jajarannya dirasakan oleh masyarakat di Kota Surabaya.

Dirinya juga menyebut, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah mempertimbangkan dengan matang terkait calon pengganti Risma untuk memimpin Surabaya dan terjun langsung mengurusi kehidupan masyarakat dan menentukan arah masa depan kota tersebut.

"Hal itulah yang menyebabkan mengapa PDI Perjuangan begitu hati-hati. Bahkan demi tanggung jawab tersebut, pengumuman Kota Surabaya pun dilakukan secara khusus," ungkapnya.

Terkait dengan kader yang akan dimajukan, pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Aisah Putri Budiarti menilai PDIP sebagai partai kuat di Surabaya tentunya memiliki kader lokal yang potensial. Sehingga, tertundanya pengumuman ini bukan karena mereka merasa tak punya kader mumpuni setelah Risma menjabat selama dua periode.

"Problemnya bagaimana kemudian kader tersebut bisa menang dan mendapatkan dukungan kuat dengan dinamika internal PDIP dan dinamika politik lokal di Surabaya yang tentunya selalu berkembang terutama setelah masuk tahapan pilkada," kata Putri saat dihubungi.

Sebelumnya, pada Jumat, 28 Agustus yang lalu PDIP batal mengumumkan calonnya di Pilwalkot Surabaya. Menurut Ketua DPP PDIP Puan Maharani, partainya sudah mengantongi rekomendasi untuk calon wali kota Surabaya. Namun, pengumuman tersebut terpaksa ditunda karena DPD PDIP Jatim dan DPC Surabaya tidak tersambung koneksinya dalam pengumuman secara daring tersebut. 

"Karena belum tersambung, nanti diumumkan pada waktu yang akan diumumkan kembali," kata Puan dalam pengumuman daring tersebut.

Pembatalan pengumuman ini kemudian dilanjutkan dengan konsolidasi partai yang dilaksanakan pada Minggu, 31 Agustus lalu. Dalam kunjungannya ke DPD PDIP Jatim, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan partainya tak ingin kepemimpinan di Kota Surabata jatuh ke tangan yang salah atau mereka yang disokong dana besar. 

Sehingga mereka menegaskan tak akan sembarangan untuk memilih calon wali kota di kota pahlawan tersebut.

"Kepemimpinn ke depan Kota Surabaya adalah kesinambungan visi dan misi yang sudah diletakkan oleh wali kota sebelumnya Mas Bambang DH, Bu Risma, dan terutama kesinambungan harapan bagi wong cilik agar Surabaya tetap dipimpin oleh mereka yang memiliki jiwa kerakyatan," tegas Hasto dalam konsolidasi tersebut.

Diketahui, saat ini di Pilwalkot Surabaya telah terdapat satu calon yang akan maju dan telah diusung oleh sejumlah partai seperti Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Gerindra, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Demokrat, dan NasDem. Dia adalah eks Kapolda Jatim Machfud Arifin.