Angkatan Muda Siliwangi Tuntut Arteria Dahlan Minta Maaf soal Kajati Berbahasa Sunda, Bila Tidak Bakal Didatangi Langsung
Ketua Umum Angkatan Muda Siliwangi (AMS) Noery Ispandji Firman dalam jumpa pers di Kuta, Badung, Bali/FOTO: DAFI-VOI

Bagikan:

BADUNG - Ketua Umum Angkatan Muda Siliwangi (AMS) Noery Ispandji Firman meminta anggota DPR Arteria Dahlan meminta maaf kepada masyarakat Sunda atas pernyataannya soal Kajati berbahasa Sunda harus diganti Jaksa Agung.

"Kami ini bangsa Sunda, bangsa pemaaf dan kami hanya meminta Arteria Dahlan menarik ucapannya dan meminta maaf kepada warga Sunda itu saja," kata Ispandji dalam jumpa pers di Kuta, Badung, Bali, Selasa, 18 Januari.

Namun bila Arteria Dahlan tidak meminta maaf, AMS akan mendatangi politikus PDI Perjuangan itu secara langsung. 

"Kalau tidak dilakukan, saya kira kami akan melangkah menemui beliau langsung. Mudah-mudahan beliau sadar bahwa ucapannya itu, ucapnya yang tidak pas sebagai orang politisi maupun wakil rakyat," imbuhnya.

Ispandji juga mengatakan dirinya menjadi pihak pertama yang bersikap atas pernyataan Arteria Dahlan. Pernyataan Arteria Dahlan dalam raker bersama Jaksa Agung St Burhanuddin dinilai menyinggung masyarakat Sunda.

“Ini membuat gaduh dengan menyinggung perasaan, perilaku seorang yang terhormat katanya, anggota DPR RI ini. Saya (lihat) sebagai oknum kemudian seenaknya berbicara meminta kepada Kejagung mencopot Kejati yang rapat dengan bahasa daerah," ujarnya.

Sebelumnya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta anggota Komisi III DPR Arteria Dahlan meminta maaf kepada masyarakat Sunda. Arteria Dahlan, politikus PDIP itu sebelumnya meminta Jaksa Agung memecat Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) yang berbicara dengan bahasa sunda saat rapat kerja.

"Saya mengimbau Bapak Arteria Dahlan sebaiknya meminta maaf kepada masyarakat Sunda di nusantara ini," kata Kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil dalam jumpa pers di Kuta, Badung, Bali, Selasa, 18 Januari.

"Jadi saya menyesalkan statement dari Bapak Arteria Dahlan terkait masalah bahasa yang sudah ada ratusan tahun, ribuan tahun menjadi kekayaan nusantara ini. Kalau tidak nyaman tinggal disampaikan sesederhana itu," ujarnya.

"Tapi kalau bentuknya meminta untuk diberhentikan jabatannya menurut saya terlalu berlebihan tidak ada dasar yang jelas. Saya amati ini menyinggung banyak pihak warga Sunda di mana-mana. Tapi kalau tidak dilakukan pasti akan bereskalasi karena sebenarnya orang Sunda itu pemaaf. Saya berharap itu dilakukan," sambung Ridwan Kamil.