Bagikan:

JAKARTA - Partai-partai mulai mencari 'kawan' untuk bersatu dalam Pemilu 2024, khususnya gelaran pemilihan presiden. Paling disorot adalah PDIP dan Gerindra yang digadang-gadang bakal menduetkan Prabowo Subianto dan Puan Maharani. 

Bahkan koalisi PDIP-Gerindra untuk Pilpres 2024 diprediksi akan dideklarasikan dalam waktu dekat.

Meskipun, partai besutan Prabowo dan Megawati itu masih melihat perkembangan dinamika politik nasional. Namun, duet Prabowo-Puan nampaknya bakal diwujudkan sebagai 'jatuh tempo' perjanjian kedua partai. 

"Pasangan Prabowo-Puan kemungkinan besar akan terwujud. Sebab Pemilu 2024 akan menjadi 'kesempatan terakhir' bagi Megawati melunasi janjinya yang tertuang dalam Perjanjian Batu Tulis," ujar Direktur Eksekutif IndoStrategic, Ahmad Khoirul Umam di Jakarta, Senin, 10 Januari. 

 

Menurut Umam, Megawati sebagai politisi senior tentu sadar bahwa martabat seorang politisi salah satunya terletak pada aspek kepercayaan (trust). Karenanya, dia meyakini apabila janji itu tidak ditunaikan Megawati di Pilpres 2024, maka momentum Prabowo bertarung di Pemilu mendatang hilang setelah tiga kali mencoba peruntungan di Pilpres 2009, 2014, dan 2019.

"Jika politisi tidak bisa dipegang kata-katanya itu sudah lazim. Namun jika seorang politisi berikhtiar untuk melunasi janjinya, maka maqom atau kelas politiknya tinggi," demikian Umam.