JAKARTA - ide, gagasan, pemikiran dan cita-cita tidak bisa dimatikan dengan cara apa pun. Ini tentang watak politik yang digerakkan oleh keyakinan ideologi dan education of life bagi rakyat, bangsa dan negara. Dan semuanya bisa didapat di rumah presiden pertama, Soekarno pada tahun 1960. Tempat itu dikenal dengan nama Istana Batu Tulis.
Istana Batu Tulis berdiri di atas tanah seluas 3,8 hektare yang terletak di Bogor, Jawa Barat. Istana ini dibangun oleh Presiden Sukarno yang menugaskan arsitek R.M. Soedarsono pada tahun 1961. Presiden Sukarno memberikan nama Istana Batutulis dengan sebutan Hing Puri Bima Cakti dengan ciri arsitektur yang hampir sama dengan Istana Tampaksiring di Bali.
Istana Batu Tulis sempat diambil alih pengelolaannya oleh negara yang dilakukan Presiden Soeharto. Hingga pada pemerintahan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, hak pengelolaan tersebut dikembalikan kepada waris Soekarno.
BACA JUGA:
Sebuah kesepakatan antara PDIP dan Gerindra pernah lahir di Batu Tulis. Perjanjian tersebut ditandatangani tahun 2009 untuk agenda politik tahun 2014. Publik pun sempat menaruh perhatian pada kedekatan dua pemimpin partai tersebut, Megawati dan Prabowo. Akan kah pertemuan Megawati dan Prabowo Subianto terlaksana dan terulang di tempat bersejarah ini? Dan mungkinkah salah satu pembahasannya terkait koalisi atau bergabungnya PDIP dalam pemerintahan Prabowo?
Ketua DPP PDIP Said Abdullah memastikan pertemuan Ketua Umum PDIP dan Ketua Umum Gerindra sekaligus Presiden terpilih Prabowo Subianto tidak akan membahas soal koalisi. Pertemuan keduanya direncanakan berlangsung sebelum Prabowo dilantik sebagai Presiden ke-8 RI pada 20 Oktober mendatang.
"Kalau soal koalisi itu pasti tidak akan dibahas, karena pertemuan itu bukan pertemuan transaksional, gabung tidak gabung, tapi pertemuan saudara sebangsa," ujar Said, Kamis, 3 Oktober.
Menurut Said, Megawati dan Prabowo akan bertukar pikiran sebagai pemimpin bangsa. Di mana Megawati merupakan Presiden ke-5 RI. Dan Prabowo Subianto saat ini sebagai presiden terpilih. Namun pernyataan Said seakan tidak sejalan dengan pernyataan dari Puan Maharani yang menyebutkan kemungkinan bersatunya PDIP di dalam kabinet Prabowo itu ada.
PDIP Mendukung Pemerintahan Prabowo
Menurut Ketua DPR ini, Mega memiliki hak prerogatif menentukan kebijakan partai. Termasuk gabung pemerintahan Prabowo atau tidak. "Di dalam dunia politik, semuanya tidak ada yang tidak mungkin. Mungkin saja (gabung ke pemerintahan Prabowo)," ujar Puan kepada wartawan di Gedung Parlemen DPR, 1 Oktober.
Lalu, kapan pertemuan Mega-Prabowo itu dilakukan? Puan belum bisa memastikan. Namun, dia menegaskan, pertemuan akan dilakukan dalam waktu yang secepat-cepatnya. “Insyaallah akan ada pertemuan (Mega dan Prabowo)," ucapnya.
Puan mengatakan tempat pertemuan Megawati dengan Prabowo mendatang bukan di Istana Batu Tulis melainkan ada di dua tempat milik presiden terpilih tersebut yakni, Hambalang atau di Ketanegara.
Pernyataan Puan seakan mengisyaratkan dukungan partai yang berlambangkan banteng moncong putih kepada pemerintahan mendatang. Sumber VOI menyebutkan kerja sama antara PDIP dan pemerintah mendatang sudah berjalan dengan ditandainya Puan Maharani sebagai Ketua DPR RI periode 2024-2029.
"Sudah pasti mendukung, karena apa, Mbak Puan sudah jadi ketua DPR. Segala program pemerintah kan Mbak Puan yang ketok. Namun penegasannya tetap mendukung pernyataaan Ibu Megawati," ujarnya.
Sumber VOI menyebutan pertemuan antara Prabowo dan Megawai akan berjalan diantara dua tempat yakni Istana Batu Tulis atau Hambalang. "Kemungkinan besar di Istana Batu tulis. Pertemuan setelah pulangnya Pak Prabowo,"kata sumber.
Pertemuan akan Membuat Demokrasi Berjalan dengan Damai
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan PDIP akan mendengar seluruh kehendak dari akar rumput. Namun, keputusannya akan mengacu pada sikap ideologis. Ia juga menyinggung wacana pertemuan Mega dengan Prabowo. Menurutnya, pertemuan baru akan direncanakan usai Presiden ke-5 RI itu, tiba di Tanah Air usai kunjungan dari Rusia dan Uzbekistan.
“Setelah dari sana, tentu akan dicari momen yang tepat bagi kedua pemimpin untuk berdialog dan bertemu," terangnya.
Hasto yakin dengan komunikasi tersebut, Indonesia bisa mengatasi berbagai tantangan, seperti ketegangan geopolitik di Timur Tengah, kemudian perang Rusia-Ukraina yang belum selesai, dan persoalan pangan yang juga menjadi tantangan bidang perekonomian.
"Semua memerlukan pandangan yang cerdik dan dialog antarpemimpin seperti Bu Mega dan Pak Prabowo. Tentu, PDIP komitmen perjuangannya pada bangsa dan negara tanpa akhir sehingga komitmen itu dibawa jauh lebih penting daripada sekadar urusan yang berkaitan dengan politik praktis ataupun gambaran kabinet ke depan," ujar dia.
Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan pertemuan dengan Megawati merupakan bagian dari upaya Prabowo membangun rekonsiliasi besar untuk mendukung jalannya pemerintahan ke depan.
Menurut Muzani, Prabowo juga akan merangkul seluruh pihak untuk menjalankan program kerja yang telah disiapkan. Pengamat Politik Hendri Satrio (Hensat) menilai pertemuan antara Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri harus terealisasi demi memperbaiki bangsa.
"Rupanya rakyat menaruh harapan tinggi bahwa pertemuan antara Prabowo dan Megawati ini akan membuat sebuah hal baru yang positif untuk Indonesia, salah satunya memperbaiki sendi-sendi kehidupan berbangsa yang dirasa sudah rusak," kata Hensat dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 8 Oktober.
Pertemuan antara keduanya, lanjut Hensat, juga dianggap masyarakat dapat meredam tensi politik yang sempat memanas selama Pilpres 2024 berlangsung.
"Seperti yang kita sama-sama tahu pada Pilpres yang lalu norma ini menjadi pembahasan serius etika, maka dua pemimpin ini diharapkan mengklarifikasi norma, mengembalikan jalur etika pada tempatnya mengembalikan norma-norma kebaikan dan sehat dalam berdemokrasi kepada tempatnya," kata Hensat.