Bagikan:

JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menerima kunjungan Partai Bulan Bintang (PBB) di kantor DPP PPP di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.

Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono, mengatakan pertemuan hari ini merupakan pertemuan sahabat lama untuk membahas situasi perpolitikan menjelang Pemilu 2024.  

"Pertama, kita bernostalgia. Pertemuan itu sebagai seorang sahabat yang sekarang menjadi masing-masing ketua umum partai politik. Selanjutnya mendiskusikan tentang kondisi perpolitikan nasional kita pada saat ini, di mana bangsa Indonesia sedang akan menghadapi pesta demokrasi 5 tahunan, dan waktunya tinggal 11 bulan lagi," ujar Mardiono saat konferensi pers usai pertemuan. 

Kedua parpol juga membahas soal sosok capres yang akan diusung pada Pilpres 2024. Kemudian juga terkait pemikiran-pemikiran yang lahir dari PPP dan Yusril Ihza Mahendra selalu ketua umum PBB. 

"Termasuk mendiskusikan para tokoh-tokoh kita bahwa partai itu sebagai kawah candradimuka untuk menggarap, menggodok para tokoh-tokoh bangsa untuk kita angkat ke permukaan, untuk kita persembahkan kepada rakyat Indonesia dan juga dipilih di pemilu yang akan datang ini," ucapnya. 

 

Sementara itu, Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra mengatakan, PBB dan PPP merupakan partai Islam yang nasionalis. Keduanya sepakat agar bisa tetap eksis di masa yang akan datang.  

"Pikiran kami berdua tetap harus eksis dalam perpolitikan Indonesia yang sejak dulu ada dua kelompok besar dalam masyarakat kita, yakni kelompok nasionalis dan kelompok islam yang dua-duanya itu harus bekerja sama untuk menyatukan bangsa dan menjadi besar dan kuat di waktu yang akan datang," kata Yusril.

“Kami mendiskusikan bagaimana caranya supaya antara partai Islam terjalin suatu kerja sama yang baik dan kita memulainya dengan PPP sebagai sesama saudara harus bertukar pikiran, saling bertemu, berdiskusi, bekerja sama dalam menghadapi pemilu yang akan datang baik pemilu presiden maupun DPR," lanjutnya. 

Menurutnya, telah terjadi perubahan besar di tengah masyarakat kita sejak lima tahun lalu ketika pemilu presiden dan legislatif digelar secara serentak. Dengan begitu, fokus masyarakat lebih kepada pemilihan capres dan cawapres. 

"Dan biasanya ditanya, partai kamu siapa capresnya? Siapa yang didukung, sepertinya menentukan pemilih dalam pileg siapa capres dan cawapres yang diusung oleh partai yang bersangkutan," imbuh dia.