Pengamat Anggap PDIP Akan Mengontrol KIB Lewat Silaturahmi Sambangi PAN-PPP
DOKUMENTASI/Ketua DPP PDIP Puan Maharani bersama Ketum Golkar Airlangga Hartarto. (Foto: Wardhany Tsa Tsia-VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Elite PDI Perjuangan (PDIP) direncanakan akan berkunjung ke Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada awal Maret mendatang. Diketahui, PAN dan PPP merupakan anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Golkar.

Sementara Partai Golkar, telah lebih dulu bertemu PDIP menjelang akhir tahun lalu. Dalam safari politiknya, Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang ditugaskan Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri sudah menemui Ketum Golkar Airlangga. 

Sebagai leader KIB, Golkar juga dikunjungi elite parpol lain seperti NasDem dan PKS beberapa waktu lalu. Lantas, apakah PDIP sengaja mendekati KIB untuk menjajaki koalisi jelang Pemilu 2024?

Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah Putra menilai PDIP tidak memungkinkan untuk maju sendiri dalam Pemilu 2024. Karenanya, partai banteng perlu mencari kawan untuk kembali memenangkan kontestasi lima tahunan.  

"PDIP tidak memungkinkan sendirian jika ingin mendominasi di Pemilu 2024, dan mitra strategis mereka sejauh ini tinggal PPP sebenarnya," ujar Dedi dalam keterangannya, Kamis, 16 Februari. 

Menurutnya, PPP yang saat ini bergabung di KIB merupakan partai yang kemungkinan besar masih bisa dikendalikan oleh PDIP. Sementara PAN sendiri dalam situasi ragu-ragu.

"Posisi KIB lemah, sebab tidak mempunyai tokoh utama seperti koalisi lain. Oleh sebab itu, KIB akan banyak menerima kunjungan karena potensi pergeseran di KIB besar jika melihat situasi KIB saat ini," katanya.

Kendati demikian, Dedi menilai penambahan kekuatan PDIP tidak signifikan ketika PAN dan PPP bergabung. Namun menurutnya, PDIP masih akan diuntungkan dengan keleluasaan untuk mengontrol koalisinya.

Dedi menilai, bisa saja PPP dan PAN akan meninggalkan KIB meski berlaku pula sebaliknya. "Bisa jadi Golkar yang lebih dulu meninggalkan KIB," pungkasnya. 

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PPP, Arsul Sani menyambut baik kabar Ketua DPP PDIP yang juga Ketua DPR, Puan Maharani yang direncanakan akan berkunjung ke partainya pada Maret mendatang. 

Puan dikabarkan akan ke PPP setelah bertemu Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sebagai bagian dari safari politik yang diperintahkan Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri pada awal bulan depan. 

Arsul mengatakan, informasi tersebut mungkin sudah disampaikan antar sekjen partai. PPP tentu sangat senang jika PDIP berkunjung ke Partai Ka'bah. 

"Mungkin pada level kesekjenan ada komunikasi. Tentu kami senang lah bahwa ada partai lain, apalagi PDIP, partai paling besar, partai pemenang pemilu itu bersilaturahmi ke kita," ujar Arsul di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu, 15 Februari. 

Wakil Ketua MPR dari Fraksi PPP itu menuturkan, pihaknya tentu dengan senang hati akan menyambut Puan Maharani jika berkunjung ke partainya. 

"Kalau memang beliau (Puan, red) akan ke PPP, kami dengan tangan dan pintu terbuka akan menyambut bu Puan, kapan pun," kata Arsul. 

Kendati demikian, soal gabungnya KIB dengan PDIP, Arsul menyatakan kedua belah pihak harus bertukar kerangka kerja koalisi untuk Pilpres 2024. Sehingga menurutnya, pertemuan tidak serta merta langsung menawari untuk berkoalisi. 

"Nanti lah, kan tidak ujug-ujug tawaran kan. Pasti sebuah parpol kalau mau mengajak menyampaikan dulu kerangka kerja seperti apa, enggak ujug-ujug mau enggak (kalau) ditawari, gitu," jelasnya. 

Sementara terkait capres dan cawapres KIB, Arsul menegaskan belum sampai mengerucut ke satu nama. Alasannya, kata dia, hanya Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto yang tahu. 

"Kalau KIB belum. Kenapa belum? Ya tanya pak Airlangga," pungkasnya.