Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi calon paling potensial sebagai calon presiden di Pilpres 2024. Prabowo menempati survei teratas dengan capaian elektabilitas sebesar 16,4 persen. 

Belakangan, mencuat kabar Gerindra bakal kembali berkoalisi dengan PDIP di Pilpres 2024. Prabowo disebut-sebut bakal dipasangkan dengan politikus PDIP yang juga Ketua DPR, Puan Maharani.

"Bisa jadi Prabowo dimajukan (dengan Puan, red). Apalagi saat ini Prabowo kan cukup dekat dengan istana, bisa jadi juga ini adalah 'bayar janji' Megawati pada perjanjian batu tulis tahun 2009," ujar pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Selasa, 11 Mei.

Andriadi mengingatkan, pada Pilpres 2009 pasangan Megawati-Prabowo (Mega-Pro) terdapat perjanjian mengikat antara kedua ketum. Prabowo kala itu bersedia menjadi wakil Megawati dengan imbalan akan didukung menjadi capres pada Pilpres 2014.

"Itu kan alasan kenapa Prabowo bersedia menjadi wakilnya Megawati, karena ada perjanjian batu tulis bahwa di 2014 itu nantinya PDIP mendukung Prabowo menjadi calon presiden," jelasnya.

Namun, sambung Andriadi, di tahun 2014 PDIP tidak mendukung Prabowo menjadi capres, justru malah mengusung Joko Widodo. Sehingga belum lunas janji Megawati hingga Pilpres 2019.

"Bisa jadi bayar utang itu, Prabowo sebagai capres, Puan Maharani anaknya sebagai cawapres itu bisa jadi," kata direktur eksekutif Nusantara Institute PolCom SRC itu.

Diketahui, Perjanjian Batu Tulis ditandatangani Megawati Soekarnoputri dan Prabowo pada 16 Mei 2009 dengan tujuh poin kesepakatan. 

Kala itu, Prabowo awalnya ingin peran wakil presiden dikuatkan seperti perdana menteri. Megawati menolak usul itu karena dianggap melawan konstitusi. 

Prabowo menerima kesepakatan karena diberi janji bakal disokong menjadi presiden pada Pemilu 2014 seperti ditulis pada poin ketujuh Perjanjian Batu Tulis kala itu.