Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat (AS) melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan keamanan di Kedutaan Besar yang terletak di Nur-Sultan, sekaligus mengizinkan staf konsultnya keluar pada Hari Jumat, di tengah gejolak Kazakhstan.

Otoritas AS mengatakan pihaknya telah menyetujui kepergian sukarela pegawai pemerintah AS dan anggota keluarga non-darurat dari konsulat jenderal di Kota Almaty, Kazakhstan, di tengah keadaan darurat yang sedang berlangsung di negara itu.

"Warga AS di Kazakhstan harus menyadari bahwa protes dengan kekerasan, dapat sangat berdampak pada kemampuan Kedutaan Besar AS untuk menyediakan layanan konsuler, termasuk bantuan kepada warga AS yang meninggalkan Kazakhstan," kata Departemen Luar Negeri AS, mengutip Reuters 8 Januari.

Semnetara itu, pejabat senior AS mendesak para pemimpin Kazakhstan untuk menemukan resolusi damai untuk serangkaian protes, sambil mempertanyakan kebijaksanaan keputusan negara Asia Tengah itu untuk mencari bantuan keamanan dari aliansi militer yang didominasi Rusia.

Protes, yang dimulai akhir pekan lalu karena lonjakan harga bahan bakar, berkembang menjadi keluhan politik dan kemarahan terhadap korupsi, juga menyebabkan Kedutaan Besar AS di Kazakhstan untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan dan mempertimbangkan evakuasi, menurut email yang diperoleh Politico seperti dikutip 8 Januari.

Dalam diskusi dengan Menteri Luar Negeri Kazakhstan Mukhtar Tileuberdi Kamis lalu, Menteri Luar Negeri AS "menegaskan kembali dukungan penuh Amerika Serikat untuk lembaga konstitusional Kazakhstan dan kebebasan media dan mengadvokasi resolusi damai, menghormati hak untuk krisis," menurut Departemen Luar Negeri.

Blinken secara terpisah mengunggah cuitan di Twitter, dia memiliki panggilan produktif dengan Tileuberdi dan mereka berdua berkomitmen untuk mendukung lembaga konstitusional Kazakhstan dan penyelesaian perselisihan secara damai dan diplomatik.

Untuk diketahui, Kedutaan Besar AS terletak di Kota Nur-Sultan, yang dinamai menurut Nursultan Nazarbayev, pemimpin otokratis lama negara itu. Tetapi Amerika Serikat juga memiliki fasilitas diplomatik di Almaty.

Ketika protes tumbuh lebih keras, pejabat Departemen Luar Negeri mempertimbangkan berbagai langkah keamanan, menurut email yang dibagikan di antara beberapa pejabat tinggi, termasuk Wendy Sherman, wakil menteri luar negeri. Pada 5 Januari, mereka membahas kemungkinan mengevakuasi staf kedutaan dan warga negara Amerika. Pejabat kedutaan akhirnya memutuskan, meninggalkan negara itu tidak perlu kecuali situasi di lapangan menjadi lebih berbahaya.

Di Almaty, polisi tambahan dikirim untuk menjaga fasilitas kedutaan AS. Anggota staf kedutaan, sementara itu, berlindung di tempat, tampaknya pada 5 Januari. Pemadaman internet kadang-kadang mencegah staf kedutaan mengirim kabel, menurut email.

Kendati demikian, Departemen Luar Negeri menolak mengomentari catatan tentang email tersebut. Tetapi seorang juru bicara mengatakan kepada Politico, negara "memantau situasi di lapangan karena Misi Kazakhstan terus beroperasi dengan kapasitas terbatas."