Bagikan:

JAKARTA - Gara-gara sakit hati, perempuan berinisial NL merencanakan pembunuhan terhadap bosnya, pengusaha pelayaran bernama Sugianto. NL bahkan menyiapkan duit Rp200 juta untuk penembakan Sugianto di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dari mana duitnya?

“Uang Rp200 juta itu uang simpanan NL,” ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin, 24 Agustus.

Rencana NL membunuh Sugianto sudah muncul sejak Maret 2020. Namun niatnya ini baru terlaksana pada eksekusi 13 Agustus karena orang yang diminta bantuan baru menyanggupi setelah NL mengaku diancam Sugianto.

“Yang bersangkutan minta korban (Sugianto) ini dieksekusi atau dibunuh. Dari tersangka NL juga sudah menyiapkan dana Rp200 juta untuk mencari 4 pembunuh bayaran. Setelah itu mulailah melakukan perencanaan pembunuhan,” ujar Irjen Nana.

Selain untuk eksekutor, duit yang disiapkan NL, otak pembunuhan digunakan untuk membeli motor bagi eksekutor yang menembak Sugianto di ruko Royal Gading Square.  Sedangkan senjata api yang digunakan menurut polisi sudah dimiliki salah satu tersangka sejak 2012. 

“Tersangka AJ membeli Rp20 juta dengan pelurunya ada sekitar 43 butir,” kata Nana.

Untuk merealisasikan rencana ini, para tersangka membuat dua skenario pembunuhan. Pertama, korban Sugianto direncanakan untuk diajak keluar oleh salah satu tersangka yang berpura-pura sebagai petugas pajak dari Kanwil Jakarta Utara. 

Rencananya, korban akan dieksekusi dalam mobil. Tapi skenario gagal, karena korban menolak keluar. Skenario diubah dengan rencana menembak Sugianto.

Seluruh skenario ini dibahas dalam sejumlah pertemuan yang juga dilakukan di hotel. Eksekusi dilakukan 13 Agustus. Penembak berinisial DM mengeluarkan 5 kali tembakan hingga mengakibatkan Sugianto tewas.

NL diketahui bekerja sebagai karyawan administrasi keuangandi perusahaan Sugianto sejak 2012. Selain karena sakit hati pernah dimarahi dan diajak bersetubuh oleh Sugianto, NL diduga juga terbelit persoalan pajak hingga pernah diancam dilaporkan ke polisi.

“Ada indikasi menggelapkan uang tersebut. Ada beberapa kali teguran dari pajak Jakut ke perusahaan, sempat dari pihak korban menyampaikan bahwa tersangka akan dilaporkan ke polisi,” kata Irjen Nana.