Hilangkan Jejak, Eksekutor Lepas Jaket dan Topi Usai Tembak Pengusaha di Kelapa Gading
Reka ulang pembunuhan pengusaha di Kelapa Gading (Foto: Rizky Aditya P/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Mahfud, eksekutor bos pelayaran Sugianto (51) di Ruko Royal Gading Square, Kelapa Gading, Jakarta Utara, langsung kabur usai melakukan penembakan.

Dalam reka ulang atau adegan 27 D, tersangka Mahfud melarikan diri dengan melompati pagar ruko Kelapa Gading Square. Disana dia sudah ditunggu Syahrur yang sudah siap di atas motor.

"Setelah melakukan penembakan tersangka Mahfud melarikan diri dengan cara melompati pagar Ruko Kelapa Gading Square," kata salah seroang polisi, Selasa, 25 Agustus.

Setelah menaiki motor, Mahfud dan Syahrul kabur ke arah Tanjung Priok, Jakarta Utara. Setibanya di kawasan Plumpang, Jakarta Utara, Mahfud memutuskan berpisah dengan Syahrul.

Sebelum berpisah, Mahfud membuka topi dan jaket yang dikenakannya kemudian diserahkan ke rekannya itu. Ini dilakukan untuk menghilangkan jejak.

"Adegan 28 A. Tersangka Syahrul menyerahkan jaket, topi, dan helm kepada Syahrul. Kemudian, tersangka Syahrul pergi meninggalkannya dan menuju rumah tersangka Junaedi, memberi tahu lewat telepon target sudah plus atau meninggal dunia," katanya.

Sementara, Mahfud memutuskan untuk menuju ke salah satu Masjid yang berada di kawasan Kebon Nanas, Tangerang. Untuk membawanya ke tempat tujuan, Mahfud menyewa ojek online.

"Adegan 28 C setelah sampai di daerah Permai, Jakarta Utara dengan ojek, dilanjutkan dengan memesan taksi untuk mengantar ke titik kumpul di mesjid di daerah Kebon Nanas, Tangerang," katanya.

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana menyebut duit operasional total Rp200 juta untuk eksekusi pembunuhan Sugianto diperuntukkan bagi eksekutor. Ada juga pembelian motor, jaket dan helm yang digunakan saat eksekutor beraksi.

Dalam kasus ini, 12 orang ditetapkan sebagai tersangka kasus penembakan pengusaha pelayaran Sugianto di Roko Royal Gading, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sugianto tewas ditembak lima kali.

Tersangka otak pembunuhan, NL diketahui bekerja sebagai karyawan administrasi keuangandi perusahaan Sugianto sejak 2012. Selain karena sakit hati pernah dimarahi dan diajak bersetubuh oleh Sugianto, NL diduga juga terbelit persoalan pajak hingga pernah diancam dilaporkan ke polisi.