8 Bulan Gaji Tak Dibayar, Guru Honorer di Malut Gelar Gelar Demo Tuntut Kadisdik dan Kebudayaan Dicopot
Puluhan pengajar tergabung dalam Persatuan Guru Honorer SMA-SMK di Maluku Utara (ANTARA)

Bagikan:

MALUT - Puluhan pengajar tergabung dalam Persatuan Guru Honorer SMA-SMK di Maluku Utara (Malut) menggelar aksi unjuk rasa menuntut pembayaran gaji honor mereka selama delapan bulan.

Koordinator Aksi, Persatuan Guru Honorer Malut Ridwan mengatakan, tunggakan gaji guru honorer dari tahun 2019-2021 sampai saat ini belum dibayar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Malut.

"Kami sampaikan jika selama delapan bulan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tidak membayar tunggakan gaji guru honorer yang totalnya sebesar Rp18 miliar," kata Ridwan di Ternate, Antara, Senin, 20 Desember.  

Berdasarkan poin tuntutan yang disampaikan guru honorer itu, pertama, mendesak Gubernur Maluku Utara mengusut dan menindak Dinas Pendidikan Malut yang melakukan tunggakan gaji guru honorer daerah selama delapan bulan.

Selain itu, massa meminta kepada Gubernur Malut untuk memberi kepastian sisa pembayaran tunggakan gaji guru honorer di tahun 2019-2021.

Mereka juga meminta kepada Gubernur Malut mencopot Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku Utara, jika kembali melakukan tunggakan guru honorer.

Ridwan mengungkapkan,  saat bertemu, Gubernur telah berjanji di bulan Januari 2022 gaji guru honorer akan dibayar, kalau tidak dibayar maka akan menggelarkan aksi lanjutan.

Di saat bertemu dengan Gubernur Abdul Gani Kasuba, ada beberapa guru honorer dari SMP menyampaikan tuntutan yang sama terkait dengan tunjangan gaji mereka yang belum dibayar.

Namun, Gubernur mengakui dirinya akan menginstruksikan kepada Bupati dan Wali Kota supaya secepatnya gaji guru honorer mereka juga terbayar. Para guru honorer yang menggelar aksi itu berjalan kaki menuju kantor DPRD Malut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Malut, hingga ke Kantor Gubernur Provinsi Malut.