Bagikan:

JAKARTA - Polda Metro Jaya menyatakan tak akan menyelidiki perihal kabar bohong masuknya Omicron atau varian baru COVID-19 di Indonesia. Meski kabar itu telah berdampak keresahan di masyarakat.

"Iya (tidak diselidiki), ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E. Zulpan kepada wartawan, Jumat, 10 Desember.

Tak dilakukannya penyelidikan lantaran sudah ada klarifikasi perihal kabar tersebut. Ditegaskan Kementerian Kesehatan, tidak ada penyebaran virus Omicron.

"Jadi terkait dengan berita Omicron ini sudah diklarifikasi. Begitu berita itu naik, kan langsung pada saat itu juga saya rasa tidak berganti hari ya, hanya berselang berapa jam ya," kata Zulpan.

"Itu sudah langsung diklarifikasi Dinas Kesehatan dari Bekasi, kemudian dari Pemerintah Daerah tingkat I dan juga dari Satgas COVID-19, termasuk dari KSP itu juga sudah mengklarifikasi bahwa itu tidak benar," sambungnya.

Karena itu, kata Zulpan, kabar hoaks itu tidak akan diusut. Polda Metro menekankan hal terpenting saat ini menjaga keamanan dan kenyaman masyarakat.

"Jadi mereka sudah mengklarifikasi berita itu tidak benar, jadi kita jangan bikin masyarakat bikin panik," kata Zulpan.

Satgas Penanganan COVID-19 sebelumnya menegaskan kasus terinfeksi varian Omicron hingga saat ini belum ditemukan di Indonesia.

"Saat ini pemerintah terus memonitor distribusi varian COVID-19 melalui sequencing spesimen pelaku perjalanan di tiap pintu masuk yang tersebar di Indonesia, dan sampai sekarang belum ditemukan kasus bervarian Omicron," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dikutip Antara, Kamis, 9 Desember.

Ia mengharapkan sejumlah langkah antisipasi yang telah dilakukan secara dini oleh pemerintah dapat membendung importasi varian Omicron.

Pemerintah sambung Wiku juga berkomitmen akan mengoptimalisasi kapasitas testing, khususnya alat testing yang memiliki sensitivitas yang tinggi untuk mendeteksi berbagai varian COVID-19.

"Saat ini laboratorium di seluruh Indonesia telah mampu mendeteksi karakteristik genetik kepada sekitar 500-600 sampel per hari untuk mendukung upaya peningkatan jumlah squensing, khususnya spesimen pelaku perjalanan dari negara-negara yang terdeteksi mengalami transmisi komunitas akibat varian Omicron," tuturnya.