JAKARTA - Kebakaran besar melanda sebuah penjara yang penuh sesak di Burundi sebelum fajar pada Hari Selasa, menewaskan puluhan narapidana dan melukai lebih banyak lagi, kata wakil presiden negara itu.
Banyak narapidana masih tidur pada saat kebakaran yang menghancurkan beberapa bagian fasilitas di ibukota politik Burundi, Gitega, kata saksi.
Wakil Presiden Burundi Prosper Bazombanza yang mengunjungi lokasi kebakaran bersama beberapa menteri senior, mengatakan 38 orang tewas dan 69 luka parah.
Kebakaran terjadi sekitar pukul 04.00 waktu setempat. Kementerian dalam negeri mengatakan di Twitter bahwa itu disebabkan oleh korsleting listrik.
"Kami mulai berteriak bahwa kami akan dibakar hidup-hidup ketika kami melihat api naik sangat tinggi, tetapi polisi menolak untuk membuka pintu kamar kami, dengan mengatakan 'ini adalah perintah yang telah kami terima'," sebut seorang narapidana melansir The Guardian 7 Desember.
"Saya tidak tahu bagaimana saya melarikan diri, tetapi ada tahanan yang dibakar habis-habisan," tandasnya.
Mereka yang mengalami luka bakar paling serius dibawa ke rumah sakit, beberapa diangkut dengan truk pick-up polisi, sementara yang lain dirawat di tempat kejadian, terang saksi mata.
Tim dari Palang Merah di Burundi berada di lokasi untuk merawat para korban, dan kobaran api kini telah dapat dikendalikan, ujar saksi mata.
Diketahui, penjara berusia hampir 100 tahun, terbesar ketiga di Burundi, menampung sejumlah tahanan politik di kompleks dengan keamanan tinggi, dan ada juga sayap wanita.
Secara keseluruhan, ada lebih dari 1.500 narapidana pada akhir November, menurut angka otoritas penjara, jauh lebih tinggi dari kapasitas yang dirancang 400.
Sebuah kontingen besar polisi dan tentara mengepung lokasi dan mencegah wartawan mendekati atau mengambil gambar, sebut para saksi mata.
BACA JUGA:
Terpisah, sumber polisi mengatakan layanan darurat terlambat ke tempat kejadian, dengan sebuah truk pemadam kebakaran tiba hanya dua jam setelah dimulainya kobaran api.
Ada kebakaran di penjara yang sama pada Bulan Agustus, menurut kementerian dalam negeri, yang menyalahkan hubungan arus pendek listrik. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dari insiden itu.
Untuk diketahui, kepadatan kronis adalah masalah di penjara Burundi, di mana ada total sekitar 12.400 narapidana yang tinggal di akomodasi yang dirancang untuk 4.200, menurut angka Oktober, meskipun amnesti presiden pada bulan Juni di mana 5.000 tahanan dibebaskan.