Bagikan:

JAKARTA - Lembaga Survei dan Analisa Kebijakan Publik (Lanskap) mencatat elektabilitas Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto masih perkasa meski banyak pemilih yang menyatakan kecewa bergabung ke pemerintah. Publik disebut masih menjatuhkan pilihannya ke Prabowi dengan hasil survei sebesar 23,0 persen pemilih.

Direktur Eksekutif Lanskap, Mochammad Thoha, menilai sosok Prabowo yang telah berkompetisi tiga kali dalam kepemimpinan nasional, bisa saja menunjukkan masih besarnya harapan publik kepada menteri pertahanan itu untuk dapat mewujudkan visi misi ekonomi politiknya yang tertunda.

Yakni, mewujudkan negara dan bangsa Indonesia yang demokratis, bersatu, kuat, maju dan makmur. 

"Meskipun diterpa isu migrasi pemilih yang kecewa terhadap bergabungnya Prabowo ke dalam pemerintahan Jokowi, tampaknya elektabilitas Prabowo masih cukup tinggi," ujar Thoha di Jakarta, Selasa, 30 November. 

"Mungkin saja dapat diartikan bahwa sebagian pendukung mulai mengerti sikap yang diambil Prabowo untuk persatuan bangsa. Apalagi menyusul bergabungnya Sandiaga Uno seolah-olah ada ajakan untuk mencairkan situasi," lanjutnya. 

Untuk posisi berikutnya setelah Prabowo ditempati oleh Anies Baswedan 14,1 persen, Ganjar Pranowo 13,6 persen.

Dikatakan Thoha, pilihan publik yang dijatuhkan ke Anies mungkin saja disebabkan karena sosoknya yang juga pluralis dan religius. Sementara Ganjar mungkin lebih dikenal sebagai sosok yang populer karena sering turun kebawah, terutama di provinsi Jawa tengah tempatnya menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.

Selain elektabilitas calon presiden, survei ini juga menanyakan pertanyaan simulasi pasangan capres-cawapres. Hasil simulasi tersebut menunjukkan tingkat keterpilihan yang tinggi terhadap pasangan dimana yang menjadi calon presidennya Prabowo. 

Pasangan Prabowo-Puan yang tertinggi, mendapatkan perolehan sebesar 67,7 persen dibandingkan Prabowo-Anies 63,6 persen, Prabowo-Ganjar 62,0 persen dan Prabowo-Sandi 58,7 persen. 

"Namun jika dibalik dimana Prabowo sebagai cawapres persentase keterpilihannya jauh menurun, tetapi masih tetap menjadi pilihan utama dalam semua simulasi yang menempatkan Prabowo sebagai cawapres. Hanya ada sebagian kecil publik memilih Prabowo diposisi cawapres dan bahwa ada sebagian besar publik memilih Prabowo sebagai capres," jelas Thoha. 

Sementara pasangan capres-cawapres lain seperti Anies-Ganjar 48,5 persen, Anies-Sandi 46,2 persen, Anies-Puan 40,1 persen, Anies-Airlangga 38,9 persen. Sementara simulais Ganjar-Anies 47,1 persen. Ganjar-Sandi 46,7 persen, Ganjar-Airlangga 41,1 persen atau Ganjar-Puan 39,4 persen.

"Kombinasi lainnya untuk sementara masih belum melewati perolehan elektabilitas bila Prabowo menjadi capresnya," tandas Thoha.

Lembaga Survei dan Analisa Kebijakan Publik (Lanskap) melaksanakan survei lapangan 11-25 November 2021 dengan teknik pencuplikan sampel menggunakan multistage random sampling yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. 

Sampel yang dicuplik adalah penduduk yang berusia minimal 17 tahun keatas dan atau yang sudah pernah menikah sebesar 1420 responden dengan Margin of Error ± 2,6 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. 

Pengumpulan data tersebut dilakukan melalui wawancara langsung. Proses di lapangan ini dijalankan dengan protokol kesehatan yang ketat. Hasil survei ini adalah hasil survei pada saat dilakukan atau sementara sehingga sangat mungkin terjadi perubahan di kemudian hari.