JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani merespons hasil survei Lembaga Survei dan Analisa Kebijakan Publik (Lanskap) yang menyebut tingkat keterpilihan duet Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Ketua DPR Puan Maharani menjadi yang terkuat di Pemilu 2024.
Menurutnya, hasil survei merupakan potret keinginan masyarakat yang masih bersifat situasional. Namun, kata Muzani, Partai Gerindra masih menimbang berbagai kondisi politik aktual. Pihaknya, akan bersikap jika sudah waktunya.
"Keputusan politik akan kita ambil pada waktu yang tepat pada suasana yang benar," ujar Muzani kepada wartawan, Rabu, 1 Desember.
Hal itu, sambung Muzani, untuk memprediksi segala kemungkinan agar menghasilkan keputusan yang tepat.
"Untuk bisa tepat maka survei adalah salah satu indikator atau salah satu cara. Banyak lembaga survei, bukan hanya satu, kira-kira seperti itu," kata Muzani.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Lembaga Survei dan Analisa Kebijakan Publik (Lanskap) mencatat elektabilitas Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto masih memimpin meski banyak pemilih yang menyatakan kecewa lantaran bergabung ke pemerintah.
"Meskipun diterpa isu migrasi pemilih yang kecewa terhadap bergabungnya Prabowo ke dalam pemerintahan Jokowi, tampaknya elektabilitas Prabowo masih cukup tinggi," ujar Direktur Eksekutif Lanskap, Mochammad Thoha di Jakarta, Selasa, 30 November.
Lanskap juga mengajukan pertanyaan simulasi pasangan capres-cawapres. Hasil simulasi tersebut menunjukkan tingkat keterpilihan yang tinggi terhadap pasangan dimana yang menjadi calon presidennya Prabowo.
Pasangan Prabowo-Puan yang tertinggi, mendapatkan perolehan sebesar 67,7 persen dibandingkan Prabowo-Anies 63,6 persen, Prabowo-Ganjar 62,0 persen dan Prabowo-Sandi 58,7 persen.
"Namun jika dibalik dimana Prabowo sebagai cawapres persentase keterpilihannya jauh menurun, tetapi masih tetap menjadi pilihan utama dalam semua simulasi yang menempatkan Prabowo sebagai cawapres. Hanya ada sebagian kecil publik memilih Prabowo diposisi cawapres dan bahwa ada sebagian besar publik memilih Prabowo sebagai capres," jelas Thoha.