JAKARTA - Lembaga Survei dan Analisa Kebijakan Publik (Lanskap) mencatat elektabilitas Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto masih memimpin meski banyak pemilih yang menyatakan kecewa lantaran bergabung ke pemerintah.
Menurutnya, hasil survei merupakan potret keinginan masyarakat yang masih bersifat situasional. Namun, kata Muzani, Partai Gerindra masih menimbang berbagai kondisi politik aktual. Pihaknya, akan bersikap jika sudah waktunya.
"Keputusan politik akan kita ambil pada waktu yang tepat pada suasana yang benar," ujar Muzani kepada wartawan, Rabu, 1 Desember.
Hal itu, tambah Muzani, untuk memprediksi segala kemungkinan agar menghasilkan keputusan yang tepat. "Untuk bisa tepat maka survei adalah salah satu indikator atau salah satu cara. Banyak lembaga survei, bukan hanya satu, kira-kira seperti itu," kata Muzani.
BACA JUGA:
Menurutnya, Gerindra sudah membaca kemungkinan yang terjadi jika Prabowo dipasangkan dengan Puan Maharani. Dia menyebut Gerindra mungkin meyakini pasangan Prabowo-Puan bisa kalah jika melawan nama-nama yang populer.
"Gerindra pasti sudah baca data-data survei yang mensimulasikan pasangan Prabowo-Puan kalah jika berhadapan dengan nama besar seperti pasangan Ganjar-Sandi. Tapi Prabowo-Puan menang jika berhadapan nama-nama yang tak populer tapi memaksakan diri maju. Di sinilah letak pentingnya survei dalam melihat ke depan. Karena itu, maju tidaknya Prabowo-Puan sangat tergantung siapa lawan yang akan dihadapi," katanya.
Kendati demikian, Adi mengatakan Gerindra bukan meragukan pasangan calon Prabowo-Puan. Namun, menurutnya Gerindra menyadari masih banyak terbuka pasangan lainnya yang lebih kuat untuk dipasangkan seperti Ganjar Pranowo dan Sandiaga.
"Bukan ragu, persisnya melihat perkembangan dinamika politik seperti apa. Terutama soal siapa lawan yang akan dihadapi Prabowo-Puan. Kalau lawannya kuat mungkin saja skenario Prabowo-Puan berubah, misalnya PDIP-Gerindra memajukan Ganjar-Sandi. Opsi ini masih terbuka pergerakan politik begitu dinamis. Tapi sebaliknya kalau lawan Prabowo-Puan lemah duet ini sepertinya bakal terwujud. Karena itulah, duet Prabowo-Puan tak bisa dikunci saat ini karena masih melihat berbagai kejutan politik yang datang dari berbagai penjuru mata angin," jelasnya.
Namun, Adi menyebut dengan kondisi saat ini hampir bisa dipastikan Gerindra bakal berkoalisi dengan PDIP pada 2024 mendatang. Saat ini, kedua partai hanya tinggal mencari pasangan yang tepat.
"Kalau melihat kecenderungan saat ini hampir bisa dipastikan PDIP-Gerindra bakal koalisi. Ibarat orang pacaran dua partai ini sudah saling cocok. Tapi sebelum ada janur kuning melengkung apapun bisa terjadi. Ini yang sepertinya membuat Muzani mengeluarkan pernyataan perlu lihat-lihat hasil banyak survei," pungkasnya.